USAHATANI PADI PASANG SURUT DI KALIMANTAN BARAT
dc.contributor.author | Hatta, Muhammad | |
dc.contributor.author | Ibrahim, Tatang M | |
dc.contributor.author | Ar-Riza, Isdijanto | |
dc.contributor.other | Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa | en_US |
dc.date.accessioned | 2023-02-02T05:38:48Z | |
dc.date.available | 2023-02-02T05:38:48Z | |
dc.date.issued | 2005 | |
dc.description.abstract | Pengembangan pertanian lahan pasang surut di Kalimantan Barat masih menghadapi berbagai kendala biofisik teknis dan sosial ekonomi. Pelaksanaan berbagai program pembangunan pertanian pada sub sektor tanaman pangan seperti gerakan Satu Juta Ton Beras (GENTATON) sudah berlangsung beberapa tahun, akan tetapi belum ada tolok ukur yang dapat memberi gambaran secara jelas dari keberhasilan pelaksanaan program tersebut. Indikator yang sering digunakan untuk mengukur keberhasilan program tersebut adalah produksi, atau produktifitas. Pengalaman menunjukkan bahwa anjuran teknologi yang bersifat umum belum dilandasi oleh pertimbangan efisiensi serta belum memperhatikan sinergisme antar komponen teknologi dan lingkungan spesifik, maka keberlanjutan adopsi teknologi dan produksi belum dapat terjamin. Penerapan teknologi yang terpadu dengan lingkungan spesifik didukung oleh kelembagaan yang kondusifakan dapat meningkatkan hasil usahatani, dan menjamin keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya yang efektif dan efisien. Program pengelolaan lahan dan tanaman terpadu (PLTT) pasang surut dapat memberikan hasil yang optimal dan menguntungkan, tidak saja dari segi usaha tetapi juga terhadap kelestarian sumberdayanya. Kajian ini dilakukan pada tahun 2003 dan bertujuan untuk memperoleh model pengelolaan lahan dan tanaman terpadu di lahan pasang surut berbasis padi. Pengumpulan data dan informasi untuk masing-masing faktor yang diamati di lapangan dilakukan dengan metodafarm record keeping (FRK) Data yang diamati meliputi : keragaan teknologi produksi, input output produksi, tanggapan petani (kooperator dan non kooperator), dan hambatan yang ada baik teknis maupun non teknis, komponen pertumbuhan, komponen hasil, dan analisis usaha tani. Hasil kajian menunjukkan dengan diterapkannya model usahatani pengelolaan lahan dan tanaman terpadu di lahan pasang surut dapat meningkatkan nilai tambah pendapatan rumahtangga tani. Hasil produksi tertinggi dicapai oleh petani kooperator 3,8 ton GKP/ha dengan pendapatan sebesar Rp. 4.566.000,- dan dapat menghasilkan keuntungan atas biaya total sebesar Rp. 2.372.906,- dan atas biaya tunai Rp. 2.662.000,- per musim dengan RC ratio masing-masing 2,95 dan 3.81. | en_US |
dc.identifier.isbn | 979-8253-57-4 | |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/19099 | |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Balittra | en_US |
dc.subject | USAHATANI PADI PASANG SURUT DI KALIMANTAN BARAT | en_US |
dc.title | USAHATANI PADI PASANG SURUT DI KALIMANTAN BARAT | en_US |
dc.type | Article | en_US |