Pengelolaan Teknis Alat dan Mesin Pertanian (Combine Harvester) Di Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) Saridadi Desa Suruhkalang Kec. Jaten Kab. Karanganyar Provinsi Jawa Tengah
No Thumbnail Available
Date
2022-09-21
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Program Studi Teknologi Mekanisasi Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia
Abstract
PROPOSAL PKL 2.2019.TMP.PENDAHULUAN.Indonesia adalah negara agraris dimana pertanian merupakan salah
satu kegiatan yang sangat menujang kehidupan masyarakat. Pada
kehidupan saat ini pertanian banyak digeluti oleh masyarakat kecil maupun
masyarakat tingkat menengah. Namun masyarakat kecil yang masih
berada di daerah terhambat oleh kurangnya pemanfaatan dan
pengembangan teknologi.
Pada saat ini teknologi pertanian sering dipahami sebagai
penggunaan mesin-mesin pertanian lapang (mechanization) pada proses
produksi pertanian, bahkan sering dipandang sebagai traktorisasi.
Pemahaman seperti itu dapat dimaklumi karena introduksi teknologi
dibidang pertanian ketika itu diawali dengan gerakan mekanisasi pertanian
untuk memacu produksi pangan terutama dengan penerapan alsintan
seperti percobaan traktor pada tahun 1958. Mekanisasi pertanian diartikan
sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat
mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian (Sukirno, 1999).
Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan
dengan perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian. Pada saat ini
proses panen yang biasanya menggunakan alat-alat tradisional kini beralih
ke penggunaan mesin pemanen padi modern Combine Harvester. Prinsip
kerja mesin ini selain memotong padi (reaping), juga merontok (treshing)
sekaligus mengemas gabah (packing). Selain meningkatkan efisiensi
panen dengan pengurangan waktu bila di bandingkan tenaga manusia, alat
panen padi ini juga menjadi wadah untuk mengembangkan usaha
khususnya pada sektor pertanian.
Di Kecamatan Jaten masyarakat mulai menggunakan tenaga mesin
Combine Harvester untuk proses panen padi. Sebagai bahan
perbandingan, untuk memanen dan juga merontokkan padi di lahan 1,5
sampai 2 hektar, maka memerlukan setidaknya 15 sampai 25 tenaga petani
untuk menyelesaikannya dalam sehari. Sedangkan bila menggunakan
combine harvester dengan 3 operator, lahan seluas 6 hektar dapat dipanen
sekaligus dirontokkan gabahnya dalam waktu 1 hari saja (Niagakita, 2020). Atas dasar tersebut saya merasa tertarik untuk mengambil judul
“Pengelolaan Teknis Dan Usaha Alat Dan Mesin Pertanian (Combine
Harvester) di UPJA Saridadi” dan mengetahui lebih dalam mengenai segala
sesuatu yang berkaitan dengan Combine Harvester.
Description
Keywords
Combine harvester, Operation, Standard operating procedure operation, Maintenance