KELEMBAGAAN PETANI P3A PADA JARINGAN IRIGASI (STUDI KASUS : DESA BANTARJAYA, KECAMATAN RANCABUNGUR, KABUPATEN BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT )
No Thumbnail Available
Date
2022-09-21
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
PROGRAM STUDI TATA AIR PERTANIAN, POLITEKNIK ENJINIRING PERTANIAN INDONESIA BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
Abstract
PROPOSAL PKL 1, 2020. TAP. PENDAHULUAN.Dalam rangka mewujudkan indonesia sebagai lumbung pangan
dunia di tahun 2045, maka perlu dilakukan peningkatan produksi dan
produktivitas komoditas unggulan. Salah satunya adalah dengan
melakukan optimalisasi alat dan mesin pertanian baik pada saat
pengolahan lahan, proses produksi, pemanenan, bahkan sampai pada
pengolahan hasil produksinya.
Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) sebagai
penyelenggara pendidikan tinggi vokasi di lingkup Kementerian Pertanian
bertujuan menghasilkan sumber daya manusia lulusan yang terampil pada
bidang mekanisasi pertanian serta menjadi praktisi agribisnis yang memiliki
daya saing serta berjiwa wirausaha.penyelenggara pendidikan PEPI
bertujuan untuk menghasilkan job creator dan job seeker yang akan
bermitra dengan dunia usaha/dunia kerja. Sistem pendidikan yang
diberikan berbasis pada peningkatan keterampilan sumberdaya manusia
dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan keterampilan dasar yang
kuat, sehingga lulusannya mampu mengembangkan diri untuk
menghadapi perubahan lingkungan. Selain itu lulusan PEPI diharapkan
dapat berkompetisi di dunia industri dan mampu berwirausaha secara
mandiri.
Program Praktik Kerja Lapangan merupakan kegiatan Mahasiswa
Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia yang bertujuan agar Mahasiswa
dapat memahami situasi dan kondisi di lapangan). Pelaksanaan Praktik
Kerja Lapangan secara tidak langsung akan memberikan pengetahuan dan
pengalaman dalam bekerja. Pengalaman yang diperoleh saat
melaksanakan praktik kerja, selain mempelajari bagaimana cara
mendapatkan pekerjaan, juga belajar bagaimana memecahkan suatu
permasalahan di lapangan. Mahasiswa diharapkan nantinya dapat
memecahkan beberapa permasalahan petani di lapangan. Dalam hal ini
Praktik Kerja Lapangan Mahasiswa Politeknik Enjiniring Pertanian
Indonesia dibidang Tata Air Pertanian (Sistem Pengairan/Irigasi)
2
dilaksanakan dalam kurun waktu 1 bulan yang dilaksanakan di BPP
setempat.
Dalam penata kelolaan jaringan irigasi tentunya dibutuhkan
kelembagaan di tingkat petani yang mengatur, mengawasi dan memelihara
jaringan irigasi. Kelembagaan tersebut dikenal dengan perkumpulan petani
pemakai air yang selanjutnya disebut P3A merupakan kelembagaan
pengelolaan irigasi yang menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu
daerah layanan/petak tersier atau desa yang dibentuk secara demokratis
oleh petani pemakai air termasuk lembaga lokal pengelola irigasi. P3A
berfungsi sebagai wahana belajar bagi petani, wadah kerjasama, modal
sosial (social capital), pengelola prasarana irigasi dan penyedia jasa
lainnya sesuai kondisi wilayah setempat sehingga menjadi P3A yang kuat
dan mandiri. Pembentukan lembaga P3A yang dapat mewadahi
kemampuan dan aspirasi petani mengenai pengelolaan air irigasi dengan
salah satu fungsinya untuk memelihara saluran irigasi lokal yang dibangun
oleh pemerintah.
Kelembagaan P3A secara organisatoris, teknis, dan finansial
diharapkan mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam
pembangunan, rehabilitasi, eksploitasi, dan pemeliharaan jaringan irigasi
beserta bangunan pelengkapnya dalam petak tersier, kwarter, desa,
sehingga diharapkan lembaga tersebut dapat memberikan kontribusi yang
besar bagi keberhasilan pengelolaan air irigasi di tingkat tersier.
Kebermanfaatan dan keaktifan kelembagaan P3A dapat
memberikan manfaat bagi para petani di dalam mendukung peningkatan
produktivitas tanaman yang juga tentunya akan meningkatkan pendapatan
petani, selain itu juga tidak terlepas dari partisipasi dan peran aktif dari
petani dalam mengelola dan mengembangkan jaringan irigasi secara
berkelanjutan. Pemberdayaan kelembagaan P3A perlu diletakkan dalam
bingkai evolusi melalui transformasi masyarakat pertanian ke arah yang
memiliki ciri : mandiri, rukun, adil dan berkelanjutan. dan sekaligus menjadi
motivator bagi para petani untuk bergerak menjadi petani maju. Dengan
dasar tersebut menjadi dasar pentingnya penilaian kinerja P3A diperlukan
juga untuk menggambarkan sejauh mana usaha dan kemandirian P3A
dalam tanggung-jawab kapasitasnya sebagai lembaga pengelola air serta
3
pengelolaan irigasi dalam bentuk pengembangan atau rehabilitasi sarana
dan prasarana irigasi.
Description
Keywords
UPJA, Jaringan Irigasi, Traktor Roda Dua