Pembelajaran dari Keberhasilan Petani
dc.contributor.author | Herman Subagio, Muhammad Noor, Wahida Anisa Yusuf, Izhar Khairulah | |
dc.date.accessioned | 2019-09-17T06:35:35Z | |
dc.date.available | 2019-09-17T06:35:35Z | |
dc.date.issued | 2015 | |
dc.description.abstract | Keberhasilan usaha tani di lahan rawa tidaklah semudah sebagaimana "membalik telapak tangan". Para petani pioner seperti para transmigran yang menempati lahan rawa pada 1970-1980 menceritakan kondisi awal saat mereka ditempatkan di lahan rawa seperti "orang buangan" berada di tengah-tengah alas (hutan), tanpa listrik, tanpa air bersih, jauh dari kota, tidak ada angkutan, akses ke kota melewati sungai, masih berjalan kaki menuju pelabuhan/halte, sarang nyamuk, lintah, tikus, dan babi yang mengganggu tanaman, dan sebagainya. Barangkali hanya karena di Jawa tidak punya lahan, sementara di Kalimantan atau Sumatera diberikan lahan seluas 2,25 ha, maka mereka terpaksa bertahan. | en_US |
dc.identifier.isbn | 978-602-344-077-1 | |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/7416 | |
dc.publisher | IAARD Press | en_US |
dc.subject | Pembelajaran dari Keberhasilan Petani | en_US |
dc.title | Pembelajaran dari Keberhasilan Petani | en_US |
dc.type | Article | en_US |