Evaluasi Penerapan Inovasi Cara Tanam Jarwo Pada Pengembangan Kawasan Nasional Padi di Lahan Pasang Surut Kalteng

dc.contributor.authorSusilawati
dc.contributor.otherBalai Besar Penelitian Tanaman Padien_US
dc.date.accessioned2023-03-07T07:53:08Z
dc.date.available2023-03-07T07:53:08Z
dc.date.issued2015-08-06
dc.description10 hlm.; ills.; 4 tabelen_US
dc.description.abstractKawasan nasional tanaman pangan (padi) Kalimantan Tengah, di kabupaten Pulang Pisau, dengan agroekosistem utama lahan pasang surut. Sebanyak 2.500 ha diantaranya merupakan program Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) padi yang mendapat bantuan biaya dari pemerintah. Penggunaan benih bersertifikasi, pemupukan, dan cara tanam jajar legowo (Jarwo) merupakan komponen utama PTT yang diharuskan pada program GP-PTT padi. Cara tanam Jarwo diakui dapat meningkatkan produksi hingga 20%, namun cara tanam eksisting di lokasi kegiatan (Pulang Pisau) adalah tabur benih langsung (hambur/brodcast) dengan kebutuhan benih sekitar 75 kg/ha. Inovasi yang dilakukan dalam pendampingan GP-PTT padi adalah aplikasi cara tanam Jarwo dengan tiga cara dan menggunakan varietas Inpari 9, yaitu : (a) penggunaan Jarwo Rice Transplanter, (b) cara tanam pindah jarwo 2:1 dan 4:1, dan (c) penggunaan alat tanam benih jarwo Trans Seeder (karya petani). Tulisan ini review dari hasil beberapa kegiatan BPTP Kalimantan Tengah termasuk pendampingan kawasan tanaman pangan, dengan tujuan mengetahui respon dan perubahan sikap petani serta tingkat produktivitas dan keuntungan cara tanam jajar legowo, dengan berbagai inovasi. Hasil evaluasi sekitar 4.4% dari petani tertarik mengaplikasikan cara tanam Jarwo 2:1 secara manual. Sebanyak 6.7% petani memilih cara tanam Jarwo dengan Rice Transplanter apabila alat tersedia. Sebanyak 88.9% petani tertarik dan akan merubah cara tanam hambur menjadi menggunakan alat tanam benih Jarwo Trans Seeder (atabela jarwo/karya petani). Cara tanam atabela jarwo (Trans Seeder) diminati karena dapat mengatasi tenaga kerja yang terbatas dan menekan kebutuhan benih dari sekitar 75 kg/ha menjadi 35-40 kg/ha. Tingkat produktivitas yang dihasilkan padi varietas Inpari 9 sekitar 4,7-5,1 t/ha atau lebih tinggi dibandingkan kebiasaan petani, dan terjadi kenaikan sekitar 13-23%en_US
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/19752
dc.language.isoiden_US
dc.publisherBalai Besar Penelitian Tanaman Padien_US
dc.subjectJAJAR LEGOWOen_US
dc.subjectPRODUKSIen_US
dc.subjectPASANG SURUTen_US
dc.subjectPRODUCTIONen_US
dc.subjectTIDAL SWAMP LANDen_US
dc.titleEvaluasi Penerapan Inovasi Cara Tanam Jarwo Pada Pengembangan Kawasan Nasional Padi di Lahan Pasang Surut Kaltengen_US
dc.title.alternativeProsiding Temu Teknologi Padi 2015. Buku 1en_US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
19. Evaluasi Penerapan Inovasi Cara Tanam Jarwo Pada Pengembangan Kawasan Nasional Padi di Lahan Pasang Surut KalTeng - Susilawati.pdf
Size:
260.4 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
1.71 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: