INVENTARISASI PERMASALAHAN PENGGUNAAN ALSINTAN DI UPTD BP4 WILAYAH III KECAMATAN SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN
No Thumbnail Available
Date
2022-09-21
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANISASI PERTANIAN POLITEKNIK ENJINIRING PERTANIAN INDONESIA BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
Abstract
PROPOSAL PKL 1, 2020. TMP. PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi dan pemikiran manusia dari
waktu ke waktu, cara pengolahan lahan dan panen pun ikut mengalami
perkembangan sesuai dengan kebutuhan. Tuntutan kebutuhan manusia akan
pangan mendesak pemikir untuk memecahkan masalah bagaimana
meningkatkan hasil produksi dan kemampuan kerja sesuai dengan waktu yang
tersedia.
Indonesia juga merupakan negara agraris yang tentunya tidak lepas dari
sektor pertanian yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian
sebagai petani, hasil statistik BPS (Badan Pusat Statistik) menyatakan bahwa
pada tahun 2009 jumlah petani mencapai 44% dari total angkatan tenaga kerja
di Indonesia, atau sekitar 46,7 juta jiwa, hingga kini mayoritas penduduk
Indonesia telah memanfaatkan sumber daya alam untuk menunjang kebutuhan
hidupnya dan salah satunya ialah dengan menggantungkan hidup pada sektor
pertanian. Teknologi yang digunakan dan sedang berkembang di Indonesia
adalah mekanisasi pertanian yaitu merupakan sebuah wujud dari pengaplikasian
berbagai macam prinsip ilmu dan teknologi di bidang pertanian.
Secara umum pertanian di Indonesia telah menggunakan berbagai macam
alat dalam hal bercocok tanam dalam mengolah lahan, pertama alat yang paling
dasar dan tradisional adalah cangkul, alat ini cukup sederhana dalam hal bentuk
dan bahan yang digunakan, terdapat dua bahan salah satunya yaitu besi lebar
dan cukup tebal yang berujung tajam memipih, bagian ini berguna sebagai
benda tajam dan berat untuk membelah tanah kemudian mencungkilnya keluar.
Perkembangan saat ini, pengolahan tanah pertanian telah banyak
menggunakan mesin traktor yang memiliki fungsi seperti cangkul, akan tetapi
traktor menggunakan konstruksi dari besi dan berpenggerak roda besi yang
berputar dengan tenaga mesin motor bakar yang terpasang diatas konstruksi
traktor.
Traktor umumnya dibagi menjadi dua jenis berdasarkan jumlah roda
penggeraknya, yang pertama yaitu traktor roda empat, jenis ini biasa
2
berkonstruksi besar hampir menyerupai kendaraan mobil, dengan roda besar
sebagai penggerak dan pengemudi diatas traktor dengan stir berbentuk
lingkaran. Sedangkan yang kedua yaitu traktor dua roda, jenis ini berkonstruksi
cukup sederhana dan biasa berukuran lebih kecil dari pada traktor roda empat,
konstruksinya terdapat mesin yang berposisi diatas konstruksi dan putaran
mesin tersebut dihubungkan oleh sabuk menuju ke puli yang putarannya
digunakan untuk memutar dua roda penggerak, kemudian di belakang
konstruksi traktor terdapat dua tuas kendali untuk pengendara mengkontrol
traktor tersebut, pengendara tidak menaiki tetapi hanya berjalan di belakang
traktor sambil memegang kendali traktor dengan menggunakan stang yang
terdapat tuas dan handel pengontrol, tuas berfungsi untuk mengatur kecepatan
jalan traktor dan handel berfungsi untuk membelokan traktor secara otomatis
menggunakan mekanisme pengalih putaran roda antara yang kanan dan kiri.
Praktik kerja lapangan (PKL) merupakan salah satu program yang
tercantum dalam kurikulum Jurusan Teknologi Mekanisasi Pertanian (TMP).
Program tersebut merupakan salah satu prasyarat kelulusan mahasiswa Jurusan
Teknologi Mekanisasi Pertanian di Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia
(PEPI). Praktik kerja lapangan ini juga merupakan bagian pendidikan yang
menyangkut proses belajar berdasarkan pengalaman di luar sistem belajar
mengajar. Dalam kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) ini, para mahasiswa
dipersiapkan untuk mengerjakan rangkaian tugas keseharian di tempat kerja
tersebut yang menunjang keterampilan akademis yang telah diperoleh di
bangku kuliah yang menghubungkan pengetahuan akademis dengan
keterampilan.
Balai Pelatihan Pertanian (BPP) adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) di bidang pelatihan pertanian yang berada di bawah Kementerian
Pertanian Indonesia. BPP bertanggungjawab kepada Kepala Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, yang secara teknis dibina oleh
Kepala Pusat Pengembangan Pelatihan Pertanian.
Berdasarkan hal di atas, maka dibutuhkan suatu pembelajaran yang
mampu menunjang dan membimbing mahasiswa untuk mendapatkan materi
pembelajaran di lapangan. Dengan demikian, BPP merupakan pilihan yang
3
tepat sebagai tempat praktik kerja lapangan bagi mahasiswa PEPI. Setelah
mengamati dan mempertimbangkan arah penyusunan PKL yang akan
ditempuh, maka mahasiswa bermaksud mengadakan praktik kerja lapangan di
Balai Penyuluhan Pertanian, Pangan dan Perikanan (BP4) Wilayah III
Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman, khususnya dalam bidang alat dan
mesin pertanian.
Description
Keywords
Traktor Roda Dua , Bajak Singkal , Bajak Putaran, Rice Transplanter