Sinergi Penggunaan Pupuk Organik dan Sistem Pengairan Untuk Penanggulangan Keracunan Besi dan Perbaikan Pertumbuhan Padi Pada Lahan Sawah Ultisols Morowali

Abstract
Peningkatan produksi dan produktivitas lahan sawah marginal terutama lahan sawah yang mengalami keracunan besi termasuk salah satu program strategis dalam pemenuhan kebutuhan beras dan dapat menjadi sumber pertumbuhan baru produksi beras nasional. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan pupuk organik dan sistem pengairan terhadap tingkat keracunan besi, ketersediaan dan serapan hara serta pertumbuhan tanaman pada lahan sawah yang berasal dari tanah masam. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Unpad yang diawali dengan karakteristik lokasi dan pengambilan contoh tanah dilanjutkan dengan analisis sifat fi sik dan kimia tanah. Rancangan yang digunakan adalah rancangan faktorial dua faktor, sebagai faktor pertama adalah sistem pengairan yang terdiri dari 3 sistem pengairan dan faktor kedua takaran pupuk organik yang terdiri dari 4 taraf. Hasil penelitian menunjukkan tanah lokasi penelitian tergolong jenis tanah ultisols dan kurang subur dengan faktor pembatas utama kelarutan besi yang tinggi, kadar hara P, K dan bahan organik yang rendah, kombinasi penggunaan pupuk organik dan sistem pengairan dapat memperbaiki komponen pertumbuhan tanaman dan menekan kelarutan besi secara nyata sehingga tidak diserap oleh tanaman. Pengaruh pemberian pupuk organik dan pengaturan pengairan memberikan respon berbeda satu dengan yang lainnya terhadap ketersediaan hara. Ketersediaan nitrogen dipengaruhi oleh sistem pengairan, sedangkan ketersediaan P dan K dipengaruhi oleh pemberian pupuk organik. Tingkat keracunan besi pada tanaman sangat nyata pada perlakuan pengairan secara terus menerus.
Description
15 hlm.; 2 ills.; 3 tabel
Keywords
PENGAIRAN, PUPUK ORGANIK, KERACUNAN BESI, PERTUMBUHAN TANAMAN
Citation