Schistosomiasis pada Hewan di Sulawesi Tengah Tahun 2018-2023
dc.contributor.author | Wirawan, Hadi Purnama | |
dc.contributor.author | Wahyuni | |
dc.contributor.author | Amaliah, Fitri | |
dc.date.accessioned | 2025-03-26T21:28:12Z | |
dc.date.available | 2025-03-26T21:28:12Z | |
dc.date.issued | 2024-12 | |
dc.description.abstract | Schistosomiasis atau bilharziasis merupakan penyakit parasit yang dapat bersifat akut dan kronis. Schistosoma dapat menginfeksi sapi, anjing, kucing, rodensia, babi, kuda, dan kambing, termasuk juga manusia. Cacing ini membutuhkan keong Oncomelania hupensis lindoensis sebagai inang antara untuk melangsungkan siklus hidupnya. Schistosomiasis di Indonesia disebabkan oleh spesies Schistosoma japonicum dan hingga saat ini telah ditemukan di tiga daerah terpencil di Sulawesi Tengah, yaitu Lembah Napu, Lindu, dan Bada. Schistosomiasis menjadi penyakit parasit yang paling berbahaya kedua setelah malaria, sehingga menjadi sangat penting untuk segera dilakukan pemberantasan, salah satunya melalui kegiatan surveilan pada hewan di daerah endemis schistosomiasis. Balai Besar Veteriner Maros telah melaksanakan identifikasi Schistosoma sp. melalui pengujian sampel feses. Data hasil uji selama periode Tahun 2019-2023 menunjukkan masih adanya kasus schistosomiasis di wilayah Napu dan Lindu melalui penemuan hasil positif telur cacing Schistosoma sp.. Pemberian kemoterapi pada hewan sebagai inang reservoir S. japonicum, dengan praziquantel, perbaikan pola pemeliharaan ternak, dan program surveilan terpadu perlu ditingkatkan dengan melibatkan kerja sama lintas sektor untuk mencapai tujuan pemberantasan schistosomiasis pada tahun 2025. | |
dc.identifier.issn | 0216-14864 | |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/24723 | |
dc.language.iso | id | |
dc.publisher | Perpustakaan Balai Besar Veteriner Maros | |
dc.relation.ispartofseries | Vol. 23; No. 2 | |
dc.title | Schistosomiasis pada Hewan di Sulawesi Tengah Tahun 2018-2023 | |
dc.type | Article |