Tanaman Produk Rekayasa Genetik dan Kebijakan Pengembangannya
dc.contributor.author | Herman, M. | |
dc.contributor.other | Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian | en_US |
dc.date.accessioned | 2021-03-18T03:15:56Z | |
dc.date.available | 2021-03-18T03:15:56Z | |
dc.date.issued | 2009 | |
dc.description | Buku Tanaman Produk Rekayasa Genetik dan Kebijakan Pengembangannya terdiri atas Volume 1, yaitu Teknologi Rekayasa Genetik dan Status Penelitian di Indonesia dan Volume 2, yaitu Status Global Tanaman Produk Rekayasa Genetik dan Regulasinya. Buku Volume 1 terdiri atas tiga bab, yaitu teknologi rekayasa genetik; rekayasa genetik untuk perbaikan tanaman; dan status penelitian tanaman produk rekayasa genetik di Indonesia. Sedangkan Buku Volume 2 terdiri atas enam bab, yaitu status global komersialisasi tanaman produk rekayasa genetik (PRG); manfaat rekayasa genetik; persepsi publik, isu, dan fakta seputar tanaman PRG; pengaturan keamanan hayati dan keamanan pangan tanaman PRG di luar negeri; pengaturan keamanan tanaman PRG di Indonesia; dan pelepasan, pemanfaatan, pengawasan, serta pengendalian tanaman PRG. Melalui rekayasa genetik sudah dihasilkan tanaman PRG yang memiliki sifat baru seperti ketahanan terhadap hama, penyakit, atau toleran herbisida, atau peningkatan kualitas hasil. Tanaman PRG tersebut sudah banyak ditanam dan dipasarkan di berbagai negara. Menurut James (1997), pertama kali tanaman PRG yang ditanam secara komersial adalah tembakau tahan virus patogen (TVP). Tembakau TVP tersebut ditanam di Cina pada tahun 1993. Kemudian pada tahun 1994 tanaman PRG yang ditanam secara komersial adalah tomat TVP di Cina dan tomat Flavr Svr (dengan sifat delay ripening atau penundaan kemasakan) di Amerika Serikat. Secara global tanaman PRG yang dikomersialkan terdiri atas empat kategori sifat, yaitu toleran herbisida (TH), tahan serangga hama (TSH), gabungan sifat TH dan TSH (stacked genes), dan TVP. Pada tahun 1996, secara global luas areal tanaman PRG TSH adalah 1,1 juta hektar sedangkan luas tanaman PRG TH 0,6 juta hektar. Pada tahun 1997, luas areal tanaman PRG TH mulai melampaui luas tanaman PRG TSH. Luas areal tanaman PRG TH meningkat terus bahkan mencapai 72,2 juta hektar pada tahun 2007. Sedangkan peningkatan luas areal tanaman PRG TSH tidak selaju tanaman PRG TH yang hanya mencapai 20,3 juta hektar pada tahun 2006. Di samping itu terjadi peningkatan yang sangat cepat luas areal tanaman PRG dengan staked genes (Bt/TH) dari <0,1 juta hektar pada tahun 1997 menjadi 6,8 juta hektar pada tahun 2004, bahkan pada tahun 2007 luasnya meningkat menjadi 21,8juta hektar, kemudian menjadi 26,9 juta hektar pada tahun 2008. | en_US |
dc.identifier.isbn | 978-979-3919-12-6 | |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/12089 | |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | BB Biogen | en_US |
dc.subject | Research Subject Categories::A Agriculture/Pertanian | en_US |
dc.title | Tanaman Produk Rekayasa Genetik dan Kebijakan Pengembangannya | en_US |
dc.title.alternative | Volume 2 Status Global Tanaman Produk Rekayasa Genetik dan Regulasinya | en_US |
dc.type | Book | en_US |