KEARIFAN LOKAL SUMBER INOVASI DALAM MEWARNAI TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI DI LAHAN RAWA LEBAK
Loading...
Date
2007
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balittra
Abstract
Description
Indonesia adalah negara yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai
petani utamanya petani padi baik pada lahan irigasi, tadah hujan, lahan kering, lahan
rawa pasang surut dan rawa lebak. Namun sampai sekarang 60 % produksi nasional
masih dipasok dari lahan-Iahan subur di Pulau Jawa yang notabene adalah lahan irigasi.
. Sedangkan lahan-Iahan di luar Jawa terutama lahan rawa lebak masih dipandang
sebagai lahan marjinal, sehingga perhatian masih sangat kurang yang beraikbat pada
produksi maupun kontribusnya masih kurang.
Kedepan, nampaknya produksi beras nasional tidak akan cukup hanya dipasok
dari lahan-Iahan subur saja, mengingat perkembangan penduduk yang masih besar
1,5%, sementara pertanian pada tahun 2006 baru mencapai 0,89% untuk Pulau Jawa
dan 1,91% untuk Luar Jawa (Krisna Murti, 2006). Sehingga upaya peningkatan produksi
sebesar dua juta ton dalam program P2BN tentu akan sulit dicapai tanpa mengikutkan
sertakan lahan rawa lebak yang punya potensi sangat besar, tetapi pemanfatannya
belum optimal (Alihamsyah dan Ar-Riza, 2004). Hal tersebut akan mejadi semakin
nampak jika dikaitkan dengan berbagai kendala/masalah yang dihadapi dalam tahuntahun
terakhir. Menurut Pasaribu, (2007), sedikitya ada sembi Ian masalah yang
dihadapi: (1) Degradasi lahan dan air, luas lahan yang rusak diperkirakan sudah
mencapai luas dua juta hektar akibat dari berbagai sebab, diantaranya karena salah
kelola, terlanda pencemar lingkungan baik oleh penggunaan kimia pertanian yang
berlebih atau buangan limbah industri, (2) Alih fungsi lahan, tingkat kecepatannya
sangat merisaukan 150.000ha/th, sementara kemampuan mencetak sawah hanya 5000-
6000 haIth, (3) Fragmentasi lahan pertanian, sebagai akibat sistem budaya membagi
waris termasuk luasan sawah yang sudah sempit menjadi semakin terbagi-bagi, (4)
Krisis infrastruktur, infra struktur merupakan komponen sistem pertanian yang amat vital
untuk mendukung keberhasilan sistem pertanian yang dilaksanakan, utamanya adalah
jaringan irigasi yang saat kini diperkirakan sekitar 45% jaringan yang ada dilahan irigasi
pada kondisi rusak dan 68-70% jaringan saluaran air yang ada di lahan pasang surut
juga rusak. Sementara program pembangunan jaringan baru maupun rehabilitasi
sampai kini masih terkendala, (5) Variabilitas Iklim, pada dekade terakhir ini telah terjadi
perubahan iklim yang signifikan yang variabilitasnya cukup, .Qesar, sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya cekaman kekeringan disuatu wilayah dan justru kebanjiran di
wilayah lainnya. Cekaman lingkungan akibat perubahan iklim yang melanda wilayah
pertanian akibatnya tidak hanya dapat menurunkan produktivitas pertanian, tetapi juga
Kearifan Lokal kerusakan baik lahan maupun sistem pertaniannya. Selain tidak jarang memieu
timbulnya eksplosi organisme pengganggu tanaman (OPT), sehingga jika tidak
diantisipasi dengan baik akan berpotensi menimbulkan gangguan stabilitas hasil yang
serius, (6) Krisis SOM pertanian, untuk menghela pembanqunan pertanian seperti yang
diinginkan dalam program pembangunan pertanian tentu diperlukan tenaga pertanian
yang handal, sementara sekitar 77% tenaga pertanian sudah pada kondisi usia tua, (7)
Krisis sarana produksi, pemanfaatan teknologi masih jauh panggang dari api, adalah
salah sanr' kenyataan yang tidak dapat dipungkiri dan memprihatinkan. Adanya
kenyataan baliwa penggunaan bibit unggul baru, baru meneapai angka 31 % suatu
angka yang masih rendah, disampinq itu penyebaran pupuk bersubsidi tidak/belum
dapat menjangkau seluruh petani, (8) Krisis pembiayaan, petani pada umumnya belum
mampu menerapkan teknologi bertani maju karena terbentur pembiayaan, sementara
untuk sektor ini masih relatif keeil dan upaya pengayaan modal petani masih harus
dilakukan terus menerus, (9) Kualitas produksi, pada era globalisasi yang tidak akan
bisa dieegah maka masalah kualitas produksi akan menjadi ukuran yang harus dipenuhi
agar produk pertanian kita mampu bersaing, oleh karena itu upaya kearah peningkatan
kualitas perlu diprogramkan dengan baik.
Keywords
KEARIFAN LOKAL TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI LAHAN RAWA LEBAK