PENGENALAN GANDUM DALAM USAHA PENGEMBANGANNYA DI JAWA TIMUR
dc.contributor.author | SUMARKAM, Soekarno | |
dc.date.accessioned | 2025-05-09T00:15:28Z | |
dc.date.available | 2025-05-09T00:15:28Z | |
dc.date.issued | 2007 | |
dc.description.abstract | Gandum dikenal sejak tahun 1790, dan pernah ditanam disekitar Jakarta, Cirebon, dan Semarang. Gandum pernah dibudidayakan di sekitar Surakarta, dan menghasilkan 70 t/th. Pada tahun-tahun akhir penjajahan Belanda, gandum dibudidayakan di Tengger Jawa Timur, Dieng Jawa Tengah, dan Lembang Jawa Barat. Penelitian gandum dimulai sejak tahun 1855 oleh Teysman namun kualitas dan daya hasil rendah, dimulai lagi tahun 1918 oleh Koch. didatangkan varietas musim semi (spring wheat) yang dimungkinkan cocok untuk Indonesia , dilaporkan gandum bisa ditanam di NTT dengan ketinggian 45 m dpl. Lahan yang cocok untuk tanaman gandum adalah jenis tanah andosol atau inseptisol dengan kelembaban udara rendah, namun kelembaban tanah tinggi, suhuu 18°-25° c. Budidaya gandum memerlukan benih ± 100 kg/ha, dengan jarak tanam 25 cm x diseret. Pupuk yang digunakan adalah urea (200-400 kg), SP-36 (50-100 kg) dan KCl (50-100 kg) per ha. Varietas yang telah dilepas Deptan ada 4, yakni Timor, Nias, Selayar, dan Dewata-162. Daya hasil Dewata-162 dan Selayar bisa mencapai 5,5 t/ha, sedang Nias 3,1 t/ha varietas Timor materinya hilang | |
dc.identifier.issn | 1410~8976 | |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/24839 | |
dc.language.iso | id | |
dc.publisher | BPTP Jatim | |
dc.subject | Q Food science/Ilmu Pangan::Q60 Processing of non-food or non-feed agricultural products/Pengolahan hasil peratnian Non Pangan dan Non Pakan | |
dc.subject | Q Food science/Ilmu Pangan | |
dc.title | PENGENALAN GANDUM DALAM USAHA PENGEMBANGANNYA DI JAWA TIMUR | |
dc.type | Article |