Kasus Fasciolosis dengan Gambaran Total Protein Darah dan HB Secara Kualitatif di Wilayah Kerja BVet Bukittinggi Tahun 2015-2018
dc.contributor.author | Susanti, Tri | |
dc.contributor.author | Hartini, Rina | |
dc.contributor.author | Santosa, Budi | |
dc.contributor.author | Adesa, Kurnia | |
dc.date.accessioned | 2023-11-10T03:26:50Z | |
dc.date.available | 2023-11-10T03:26:50Z | |
dc.date.issued | 2018 | |
dc.description.abstract | Fasciolosis atau bisa juga disebut dengan Distomatosis merupakan penyakit parasiter yang disebabkan oleh cacing dari kelas Trematoda genus Fasciola spp. Umumnya menyerang hewan ruminansia dan merupakan salah satu penyakit parasiter yang penting karena kerugian ekonomi yang ditimbulkannya cukup tinggi. Kerugian ini terjadi karena fasciolosis dapat menyebabkan penurunan berat badan, kerusakan hati, gangguan reproduksi dan kematian. Kasus fasciolosis di wilayah kerja BVet Bukittinggi hampir terjadi setiap tahunnya dengan persentase yang cukup tinggi. Persentase Fasciolosis paling tinggi dalam kurun waktu 4 tahun terakhir ini adalah terjadi pada tahun 2017 yaitu 29,2%. Persentase gambaran HB rata-ratayang paling tinggi dalam kurun waktu 4 tahun ini adalah persentase HB< Normal yaitu 51,3% sedangkan untuk total protein rata-rata % yang paling tinggi adalah TP > Normal yaitu 34,3%. Tinggi atau rendahnya HB dan total protein darah pada kasus fasciolosis kemungkinan dipengaruhi oleh bentuk infeksi atau derajat infestasi Fasciola sp yang terjadi. Jika infeksi terjadi akut (derajat infeksi yang tinggi dalam waktu singkat) maka akan terjadi kekurangan HB dan peningkatan total protein darah. Akan tetapi jika infeksi kronis kemungkinan akan terjadi penurunan total protein darah (hypoproteinemia) dengan gejala edema yang kadang-kadang bisa dalam bentuk Botle Jaw. Berdasarkan data yang diperoleh, kemungkinan bentuk infeksi fasciolosis dengan persentase paling tinggi adalah bentuk akut dengan derajat infeksi sedang sampai tinggi. Hasil pemeriksaan darah untuk kadar HB dan total protein darah dapat memberikan gambaran kondisi tubuh hewan sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam memberikan pengobatan atau terapi suportif yang diperlukan. Pengobatan dan program pengendalian yang tepat serta terapi suportif yang cocok untuk ternak perlu dilakukan untuk mencegah kejadian penyakit menjadi semakin parah sehingga kerugian ekonomi akibat fasciolosis dapat dihindari. Tindakan penanggulangan kasus Fasciolosis dan juga kasus kecacingan umum lainnya sangat perlu dilakukan. Tindakan pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan pemberian obat cacing yang rutin (6 bulan sekali), meningkatkan kebersihan kandang dan managemen pemeliharaan dan sistem penggembalaan yang harus diperhatikan dan ditingkatkan kualitasnya. | |
dc.identifier.issn | 1412-7091 | |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/21527 | |
dc.language.iso | id | |
dc.publisher | Balai Veteriner Bukittinggi | |
dc.title | Kasus Fasciolosis dengan Gambaran Total Protein Darah dan HB Secara Kualitatif di Wilayah Kerja BVet Bukittinggi Tahun 2015-2018 | |
dc.type | Article |