Perkembangan Penyakit Utama Pada Ratun Padi Sistem Salibu di Lahan Sawah Irigasi
dc.contributor.author | Sudir | |
dc.contributor.author | Yuliani, Dini | |
dc.date.accessioned | 2023-03-24T03:21:55Z | |
dc.date.available | 2023-03-24T03:21:55Z | |
dc.date.issued | 2015-08-06 | |
dc.description | 12 hlm.; 9 tabel | |
dc.description.abstract | Budidaya padi salibu adalah salah satu inovasi teknologi untuk memacu produktivitas padi. Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap budidaya salibu antara lain: 1). Tinggi pemotongan batang padi sisa panen, 2). Varietas, 3). Kondisi air tanah setelah panen, dan 4). Pemupukan. Upaya peningkatan produksi padi mengarah pada peningkatan produktivitas lahan melalui peningkatan indeks panen dari 2 hingga 3 bahkan bisa 4 kali panen dalam 1 tahun. Budidaya padi salibu dapat memacu peningkatan produksi padi dengan meningkatkan IP (indek panen). Kemudian ada beberapa keuntungan budidaya sistem tersebut diantaranya: umurnya relatif lebih pendek, kebutuhan air lebih sedikit, biaya produksi lebih rendah karena penghematan dalam pengolahan tanah, penanaman, penggunaan bibit dan kemurnian genetik lebih terpelihara. Budidaya salibu dapat mempengaruhi kepadatan populasi hama dan intensitas penyakit karena tanaman padi selalu tersedia sebagai tempat hidup organisme pengganggu tanaman (OPT). Oleh karena itu, penting dilakukan monitoring keberadaan OPT pada budidaya padi dengan sistem ratun (salibu). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan penyakit utama pada padi ratun di sawah irigasi yang dilakukan di Kebun Percobaan Sukamandi pada musim tanam 2014. Untuk pengamatan penyakit ditarik garis diagonal pada tiap petak percobaan, selanjutnya untuk setiap garis diagonal diambil 10 rumpun tanaman sampel. Tiap rumpun sampel diamati tingkat serangan penyakit yang ditemukan dengan metode skoring (IRRI, 2014). Hasil penelitian menunjukkan penyakit tanaman padi yang ditemukan pada ratun sistem salibu yaitu busuk batang Helmithosporium sigmoideum, hawar pelepah Rhizoctonia solani, bercak daun Cercospora oryzae, hawar daun bakteri (HDB) Xanthomonas oryzae pv. oryzae, dan Bacterial Leaf Streak (BLS). Hasil pengamatan mulai dari tanaman utama hingga pertanaman salibu ketiga menunjukkan varietas berpengaruh nyata terhadap keparahan beberapa penyakit padi, sedangkan interval aplikasi pestisida tidak berpengaruh nyata terhadap keparahan semua penyakit padi. Tidak terjadi interaksi antara varietas dengan aplikasi pestisida terhadap keparahan penyakit padi. Penyakit yang dominan menyerang tanaman utama pada fase vegetatif yaitu busuk batang dan BLS, sedangkan pada fase generatif adalah busuk batang, bercak daun Cercospora (BDC), HDB, dan BLS. Penyakit yang dominan menyerang tanaman salibu pertama pada fase vegetatif yaitu ragged stunt dan busuk batang, sedangkan pada fase generatif sama dengan penyakit yang menyerang tanaman utama pada fase generatif. Penyakit yang dominan menyerang tanaman salibu kedua pada fase vegetatif yaitu ragged stunt, sedangkan penyakit yang paling banyak ditemukan pada fase generatif yaitu hawar pelepah. Penyakit yang dominan menyerang tanaman salibu ketiga baik fase vegetatif maupun generatif yaitu grassy stunt. | |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/19788 | |
dc.language.iso | id | |
dc.publisher | Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi | |
dc.title | Perkembangan Penyakit Utama Pada Ratun Padi Sistem Salibu di Lahan Sawah Irigasi | |
dc.title.alternative | Prosiding Temu Teknologi Padi 2015. Buku 1 | |
dc.type | Book |
Files
Original bundle
1 - 1 of 1
Loading...
- Name:
- 37. Perkembangan Penyakit Utama Pada Ratun Padi Sistem Salibu di Lahan Sawah Irigasi - Sudir dan Dini Yuliani.pdf
- Size:
- 212.2 KB
- Format:
- Adobe Portable Document Format
- Description:
License bundle
1 - 1 of 1
Loading...
- Name:
- license.txt
- Size:
- 1.77 KB
- Format:
- Item-specific license agreed upon to submission
- Description: