Penerapan metode sri (system of rice intensification) dalam produksi benih sumber padi situ bagendit di Kalimantan Barat

dc.contributor.authorPratiwi
dc.contributor.authorsubekti, agus
dc.contributor.authorPermana, dadan
dc.contributor.otherBalai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Baraten_US
dc.date.accessioned2020-11-18T07:50:23Z
dc.date.available2020-11-18T07:50:23Z
dc.date.issued2014
dc.descriptionSRI (System of Rice Intensification) adalah metode penanaman padi yang mampu memberikan produksi panen yang lebih tinggi dengan pemakaian bibit dan input lebih sedikit dari pada metode konvensional dan modern. Metode ini mengembangkan teknik manajemen pengelolaan tanaman, tanah dan nutrisi. SRI lebih mengembangkan praktek pengelolaan padi dengan memperhatikan kondisi pertumbuhan tanaman yang lebih baik. Metode SRI pada awalnya dikembangkan di Madagaskar pada tahun 1980 oleh Henri de Lauline, dan kemudian diperkenalkan ke berbagai negara termasuk Indonesia. Dalam metode SRI petani tidak harus menggunakan input dari luar untuk dapat memperoleh manfaatnya.en_US
dc.description.abstractIndustri perbenihan padi mempunyai peranan yang penting dalam ketersediaan benih nasional. Komponen teknologi yang tepat dapat meningkatkan produktivitas padi. Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) sudah terbukti dapat meningkatkan hasil produksi dibandingkan metode konvensional petani. Munculnya metode baru yaitu SRI (System of Rice Intensification) dapat memberikan gambaran mengenai metode peningkatan produksi padi yang optimal. Metode SRI ini dapat diterapkan dalam produksi benih sumber padi guna meningkatkan hasil produksi. Tujuan dari pengkajian ini adalah untuk mengetahui aplikasi metode SRI dalam produksi benih sumber padi. Pengkajian dilaksanakan di Kelompok Tani Sinar Pagi II, desa Nyarumkop, Kecamatan Singkawang Timur, Kota Singkawang, Kalimantan Barat, pada MH 2012/2013, dimulai pada bulan Oktober 2012 sampai dengan April 2013. Varietas yang digunakan adalah Situbagendit. Perlakuan dalam pengkajian ini adalah metode SRI yang dibandingkan dengan konvensional oleh petani, dimana masing-masing perlakuan seluas 0,5 hektar. Teknologi PTT diterapkan dalam kedua metode yang dikaji. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar parameter yang diamati tidak menunjukkan perbedaan yang nyata kecuali pada parameter tinggi tanaman, jumlah malai per tanaman dan berat gabah per malai. Namun hasil GKP menunjukkan bahwa metode SRI mampu memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan metode konvensional. Metode SRI mampu memproduksi padi sebesar 6,4 ton/ha dan metode konvensional mampu memproduksi padi sebesar 4,5 ton/ha. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa metode SRI belum mampu memberikan hasil yang optimal dalam peningkatan produksi padi walaupun provitas nya lebih tinggi dan dapat disimpulkan bahwa metode SRI dapat digunakan sebagai alternatif dalam produksi benih sumber padi karena dapat meningkatkan hasil produksi.en_US
dc.identifier.isbn978-979-1415-93-4
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/11299
dc.language.isoiden_US
dc.publisherBBP2TPen_US
dc.subjectSRI, benih sumber, Situ Bagendit, Kalimantan Baraten_US
dc.titlePenerapan metode sri (system of rice intensification) dalam produksi benih sumber padi situ bagendit di Kalimantan Baraten_US
dc.typeBooken_US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
PENERAPAN METODE SRI DALAM PRODUKSI BENIH SUMBER PADI SITU BAGENDIT DI KALIMANTAN BARAT.pdf
Size:
11.43 MB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description: