Pendapatan Usahatani Pangan Dalam Pola Tanam Setahun Dan Peluang Peningkatannya

Abstract
Kebutuhan padi, jagung dan kedelai sebagai bahan pangan dan pakan di Indonesiaterus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Ketersediaan komoditas tersebut dalam jumlah yang cukup dan tingkat harga yang wajar diperlukan oleh konsumen maupun petani. Pendapatan usahatani padi, jagung dan kedelai biasanya dianalisis secara terpisah, sehingga hasil analisisnya sering bias atau cenderung “overestimate”.Oleh karena itu analisis usahatani padi, jagung dan kedelai perlu dilakukan dalam kesatuan pola tanam setahun. Penelitian dilakukan dengan metode survai di Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan pada tahun 2014. Sebanyak 70 responden dipilih secara acak berstrata (stratified random sampling) untuk mewakili petani yang menerapkan pola tanam Padi-Padi-Jagung dan Padi-Padi-Kedelai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan dari usahatani dalam pola tanam setahun komoditas padi-padi-jagung dan padi-padi-kedelai tidak berbeda nyata. Pendapatan kedua pola tanam mencapai Rp 26,4 juta dan Rp 25,5 juta per ha dari total penerimaan kedua pola tanam yang masing-masing mencapai Rp 49,5 juta dan Rp 47,9 juta. Penerimaan dari hasil padi pada MH dan MK masing-masing mencapai Rp 22,2 juta dan Rp 18,7 juta. Pendapatan dari usahatani padijauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan jagung dan kedelai.Pendapatan usahatani padi pada MH dan MK masing-masing Rp 14,1 juta dan Rp 10,3 juta per ha, sedangkan pendapatan usahatani jagung dan kedelai masing mencapai Rp 2,0 juta dan Rp 1,2 juta, yang diperoleh dari hasil produksi sebesar Rp 8,6 juta dan Rp 6,9 juta per ha. Usahatani padi dalam dua musim menyumbang sekitar 80% pendapatan usahatani dalam setahun.Faktor yang berpengaruh tingginya produksi padi pada MH adalah luas lahan, pupuk kimia dan tenaga kerja, sementara pada MK1 yang mempengaruhi adalah luas lahan dan tenaga kerja. Sedangkan faktor yang berpengaruh terhadap produksi jagung adalah benih dan yang berpengaruh terhadap produksi kedelai adalah benih dan pupuk organik. Peluang peningkatan produksi padi dapat dicapai dengan penerapan pemupukan hara spesifik lokasi (PHSL) dan pengaturan jarak tanam melalui teknik tanam legowo 4:1, dimana hasilnya mampu mencapai nilai Rp 23,6 juta dan pendapatan Rp 16 juta. Sedangkan peningkatan produksi jagung dilakukan dengan mengintroduksikan varietas jagung hibrida (Bima URI dan P-27) dan PHSL dengan hasil senilai Rp 18,8 juta dan pendapatan Rp 12,2 juta. Sementara itu peningkatan produksi kedelai dilakukan dengan perbaikan teknologi pemupukan dengan hasil senilai Rp 14,9 juta dan pendapatan Rp 6,8 juta.
Description
20 hlm.; 9 tabel
Keywords
POLA USAHATANI, PADI, JAGUNG, KEDELAI, PENDAPATAN
Citation