Keragaman dan kemiripan tipe-tipe sagu asal Desa Kehiran, Kecamatan Sentani, Kabupaten Jayapura, Irian Jaya

Abstract
Sagu (Metroxylon sp.) telah lama dikenal se-bagai makanan pokok di beberapa daerah Indone-sia seperti Maluku, Irian Jaya, Sulawesi, Riau, Kepulauan Mentawai (Sumbar) dan sebagainya. Pada tingkat petani di Indonesia, sebagian besar sagu dimanfaatkan untuk bahan pangan, terutama dalam bentuk pangan tradisional seperti pepeda, sagu lempeng, sinoli, begea, kue bangkit, dan lain-lain. Makanan yang pada saat ini menggunakan tepung sagu sebagai pengganti tapioka atau tepung gandum antara lain, empek-empek, bakso, soun, kerupok, mie, dan lain-lain. Pati sagu mempunyai potensi dan prospek yang baik sebagai bahan baku industri pangan dan non pangan, seperti substrat fermentasi aseton-butanol-etanol (GUMBIRA, et al, 1996), biodegradable plastik (PRANAMUDA, et al. 1996), sorbitol, MSG, asam-asam organik, dan lain-lain. Sedangkan limbah kayu dari sagu seba-gai bahan baku pulp dan kertas (MULADI dan SOE-VITNO 1996)
Description
Studi tentang keragaman dan kemiripan berbagai tipe sagu (Metroxylon sp.) dilakukan tahun 1995 pada populasi sagu yang terdapat di desa Kehiran, Kabupaten Jayapura, Irian Jaya. Parameter yang digunakan untuk menilai keragaman dan kemiripan genetik meliputi sifat-sifat morfologi vegetatif, pola isozim, kandungan gula, kadar protein dan kadar air aci Hasil penelitian menunjukkan bahwa ke-20 jenis sagu yang diamati, dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sembi-lan tipe sagu berduri dan 11 tipe yang tidak berduri, Berdasar-kan kemiripan genetik morfologi vegetatif diperoleh tiga kelompok sagu, dan yang paling berbeda adalah sagu Rondo. Kemiripan genetik berdasarkan morfologi duri pangkal pelepah menghasilkan lima kelompok sagu, dan pada setiap ke-lompok ini hanya terdiri dari sagu berduri atau tidak berduri
Keywords
A Agriculture/Pertanian
Citation
Collections