LAHAN RAWA PASANG SURUT: PERTANIAN MASA DEPAN INDONESIA

dc.contributor.authorHairani, Anna
dc.contributor.authorRaihana, Yulia
dc.contributor.authorMasganti
dc.contributor.otherBalai Penelitian Pertanian Lahan Rawaen_US
dc.date.accessioned2022-07-15T01:10:03Z
dc.date.available2022-07-15T01:10:03Z
dc.date.issued2017
dc.description.abstractLahan rawa pasang surut merupakan lahan yang dipengaruhi oleh pergerakan air di permukaan sungai akibat pergerakan bulan, terdiri dari lahan sulfat masam dan lahan gambut. Upaya meningkatkan produksi pangan bersifat mutlak mengingat kebutuhan pangan yang terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, meningkatnya kesadaran untuk diversifikasi pangan, tuntutan kualitas bahan pangan, dan keinginan untuk menjadi lumbung pangan dunia. Lahan rawa pasang surut sangat potensial dikembangkan sebagai lumbung pangan dan pertanian masa depan Indonesia mengingat (1) produktivitas masih rendah, (2) ketersediaan lahan masih luas, (3) indeks pertanaman (IP) masih rendah, (4) lahan terdegradasi yang potensial masih luas, (5) pola produksi bersifat komplementer dengan pulau Jawa, (6) kompetisi pemanfaatan lahan untuk tujuan nonpertanian relatif rendah, dan (7) teknologi produksi berbagai komoditas cukup tersedia. Lahan rawa pasang surut telah dimanfaatkan petani sebagai penghasil bahan pangan sejak awal abad XIX dengan luas terbatas, kemudian dibuka melalui beberapa proyek penelitian : (1) P4S pada tahun1968-1980, (2) SWAMP - I pada tahun 1982-1986, (3) SWAMP - II pada tahun 1986-1992, (4) ISDP pada tahun 1993-2000, (5) SUP pada tahun 1998-2000,serta proyek pembukaan lahan seperti Mega Proyek Sejuta Hektare di Kalimantan Tengah pada tahun 1996 dan revitalisasi Ex PLG pada tahun 2006. Permasalahan dalam menjadikan lahan rawa pasang surut sebagai pertanian masa depan Indonesia adalah rendahnya produktivitas lahan, rendahnya pendapatan petani, dan penurunan kualitas lingkungan. Strategi menjadikan lahan rawa pasang surut sebagai pertanian masa depan Indonesia adalah (1) peningkatan produktivitas lahan, (2) peningkatan pendapatan petani, dan (3) perbaikan kualitas lingkungan dengan persyaratan secara teknis bisa dilaksanakan dan diterima masyarakat, secara ekonomi layak dan menguntungkan dan tidak merusak lingkungan. Pengembangan pertanian masa depan Indonesia harus mengembangkan pertanian yang integratif, ramah lingkungan, modern, dan hemat tenaga kerja. Selain itu juga harus mengembangkan komoditas spesifik seperti tanaman obat (farmaka), tanaman untuk kosmetik, dan tanaman untuk pestisida nabati.en_US
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/16474
dc.language.isoiden_US
dc.publisherBalittraen_US
dc.subjectLAHAN RAWA PASANG SURUT: PERTANIAN MASA DEPAN INDONESIAen_US
dc.titleLAHAN RAWA PASANG SURUT: PERTANIAN MASA DEPAN INDONESIAen_US
dc.typeArticleen_US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
LAHAN RAWA PASANG SURUT.pdf
Size:
409.22 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
1.71 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description:
Collections