HUBUNGAN KARAKTERISTIK INOVASI DAN MOTIVASI PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI ALAT PIROLISIS TEMPURUNG KELAPA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
dc.contributor.author | Ekalinda, Oni | |
dc.contributor.author | Sofia, Anita | |
dc.contributor.author | Empersi | |
dc.contributor.other | BPTP Jambi | en_US |
dc.date.accessioned | 2019-02-20T06:56:48Z | |
dc.date.available | 2019-02-20T06:56:48Z | |
dc.date.issued | 2016-05-31 | |
dc.description.abstract | Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau, telah mengintroduksikan teknologi alat pirolisis tempurung kelapa yang dapat menghasilkan rendemen arang yang memiliki kualitas yang lebih baik dibanding cara pembakaran petani. Alat pirolisis tempurung kelapa yang diintroduksikan berupa slinder pembakaran yang disebut kiln. Pirolisis berlangsung di dalam klin dengan membatasi pasokan udara terhadap bahan yang sedang dibakar. Untuk merubah kebiasaan petani dari cara tradisional kepada penerapan teknologi introduksi ditentukan oleh sifat-sifat atau karakteristik inovasi teknologi yang meliputi beberapa komponen yaitu; kompleksitas (kerumitan), triabilitas (kemampuan diuji coba), observabilitas (kemampuan diamati), kompatibilitas (konsistensi) dan relative advantage (keuntungan relatif). Berdasarkan hal tersebut telah dilakukan kajian yang bertujuan untuk mengetahui karaktristik petani penghasil arang tempurung kelapa dan untuk mengetahui hubungan karaktristik teknologi dengan motivasi petani dalam mengadopsi teknologi alat pirolisis tempurung kelapa. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode survey terhadap 30 orang responden, Data dianalisa secara deskriptif dan uji korelasi Speaamen. Dari karakteristik petani tergambar bahwa 52 % petani tergolong dalam usia produktif ( 40 – 55 tahun ), dimana kecendrungan yang terlihat adalah bahwa mereka memiliki motivasi yang besar dalam menerapkan teknologi baru, sehingga memungkinkan petani untuk mengelola usahataninya dengan baik. Lebih dari 50 % petani hanya sampai pada sekolah dasar dengan pengalaman usahatani rata-rata lebih dari 15 tahun yang menunjukkan bahwa sebenarnya petani dilokasi kajian telah mahir dalam mengelola usahataninya, namun untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam memperbaiki kualitas produk usahatani diperlukan peningkatan wawasan petani secara informal. Luas lahan usahatani di lokasi kajian berkisar 0,5 – 1 ha. Lahan yang cukup luas akan mempermudah ketersediaan bahan baku tempurung kelapa, sehingga memungkinkan petani dalam memperbaiki teknologi pembuatan arang tempurung kelapa untuk memberikan nilai tambah bagi pendapatan petani. Secara keseluruhan karakteristik teknologi inovasi yang diintroduksikan cukup besar pengaruhnya dalam memotivasi petani untuk mengadopsi alat pirolisis tempurung kelapa untuk diterapkan dalam skala yang lebih besar. Hal ini terlihat dari eratnya hubungan antara motivasi dengan karakteristik alat yang meliputi; kompleksitas sebesar 0,592, Triabilitas sebesar 0,570, Observabilitas sebesar 0,471, kompatibilitas sebesar 0,546 dan Keuntungan relatif sebesar 0,664. | en_US |
dc.identifier.isbn | 978-602-1276-17-4 | |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/6563 | |
dc.publisher | BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian | en_US |
dc.subject | Karateristik Mutu | en_US |
dc.subject | Inovasi | en_US |
dc.subject | Pirolisis | en_US |
dc.subject | Tempurung Kelapa | en_US |
dc.title | HUBUNGAN KARAKTERISTIK INOVASI DAN MOTIVASI PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI ALAT PIROLISIS TEMPURUNG KELAPA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR | en_US |
dc.type | Article | en_US |