PENGELOLAAN HARA KALIUM UNTUK UBIKAYU PADA LAHAN KERING MASAM
dc.contributor | en-US | |
dc.creator | Subandi, Subandi; BALITKABI | |
dc.date | 2013-01-01 | |
dc.date.accessioned | 2018-06-04T07:22:28Z | |
dc.date.available | 2018-06-04T07:22:28Z | |
dc.description | Produktivitas ubikayu (Manihot esculenta Crantz). nasional tergolong rendah (18,24 t/ha ubi segar), salah satu penyebab pentingnya adalah ketersediaan hara yang rendah dalam tanah, di antaranya K. Kecukupan hara K sangat menentukan pertumbuhan tanaman serta kuantitas dan kualitas hasil ubikayu, sebab K terlibat dalam berbagai proses fisiologi, di antaranya pertumbuhan sel, pembukaan stomata, pembentukan dan translokasi karbohidrat, pembentukan protein, dan senyawa fenol yang dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit. Pengelolaan hara K pada ubikayu di lahan kering masam perlu mendapat perhatian besar, sebab: (a) areal ubikayu telah dan terus berkembang ke lahan kering masam yang tersedia luas, khususnya di Sumatera dan Kalimantan yang antara tahun 2005 dan 2009 tumbuh secara signifikan, berturut-turut 17,6% dan 6,5%, dan (b) ubikayu relatif banyak membutuhkan hara K jika dibandingan dengan tanaman pangan yang lain (padi, jagung, kedelai, kacang tanah). Ketersediaan K (K-dd) pada lahan kering masam umumnya kurang dari 0,10 me/100 g tanah, padahal untuk ubikayu batas kritis K-dd adalah 0,15 me/100 g tanah; sehingga tambahan K melalui pemupukan mutlak diperlukan untuk meningkatkan ketersediaan K dalam tanah. Berdasarkan pola pertumbuhan biomas dan perakaran ubikayu, serta potensi erosi dan pelindian hara K yang tinggi pada lahan kering masam, maka pupuk K dianjurkan diberikan dua kali, masing-masing 50% pada umur satu dan tiga bulan Pupuk diaplikasi secara dibenamkan/ ditugal di samping tanaman pada kedalaman 5–10 cm. Selain melakukan pemupukan, upaya lain yang harus dilakukan untuk mengurangi kehilangan serta meningkatkan ketersediaan dan penyerapan hara K dalam tanah adalah: (a) menerapkan sistem pertanaman lorong dengan menanam pagar hidup untuk mengurangi erosi dan pelindian, dan (b) meningkatkan kandungan bahan organik tanah, sebagai sumber K dan agar tanah lebih banyak mengikat/menyediakan air/lengas untuk memperlancar pergerakan K ke permukaan akar melalui proses aliran masa dan difusi. Kadar kritis bahan organik dalam tanah untuk ubikayu adalah 3,2%. | en-US |
dc.format | application/pdf | |
dc.identifier | http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/bulpa/article/view/1288 | |
dc.identifier | 10.21082/bul palawija.v0n22.2011.p86-95 | |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/4116 | |
dc.language | eng | |
dc.publisher | Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi | en-US |
dc.relation | http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/bulpa/article/view/1288/7589 | |
dc.source | 1693-1882 | |
dc.source | Buletin Palawija; No 22 (2011): Buletin Palawija No 22, 2011; 86-95 | en-US |
dc.title | PENGELOLAAN HARA KALIUM UNTUK UBIKAYU PADA LAHAN KERING MASAM | en-US |
dc.type | info:eu-repo/semantics/article | |
dc.type | info:eu-repo/semantics/publishedVersion |
Files
Original bundle
1 - 1 of 1
Loading...
- Name:
- PENGELOLAAN HARA KALIUM UNTUK UBIKAYU PADA LAHAN KERING MASAM.pdf
- Size:
- 179.63 KB
- Format:
- Adobe Portable Document Format
- Description:
License bundle
1 - 1 of 1
Loading...
- Name:
- license.txt
- Size:
- 0 B
- Format:
- Item-specific license agreed upon to submission
- Description: