PENGELOLAAN HARA KALIUM UNTUK UBIKAYU PADA LAHAN KERING MASAM
No Thumbnail Available
Date
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
Abstract
Description
Produktivitas ubikayu (Manihot esculenta Crantz). nasional tergolong rendah (18,24 t/ha ubi segar), salah satu penyebab pentingnya adalah ketersediaan hara yang rendah dalam tanah, di antaranya K. Kecukupan hara K sangat menentukan pertumbuhan tanaman serta kuantitas dan kualitas hasil ubikayu, sebab K terlibat dalam berbagai proses fisiologi, di antaranya pertumbuhan sel, pembukaan stomata, pembentukan dan translokasi karbohidrat, pembentukan protein, dan senyawa fenol yang dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit. Pengelolaan hara K pada ubikayu di lahan kering masam perlu mendapat perhatian besar, sebab: (a) areal ubikayu telah dan terus berkembang ke lahan kering masam yang tersedia luas, khususnya di Sumatera dan Kalimantan yang antara tahun 2005 dan 2009 tumbuh secara signifikan, berturut-turut 17,6% dan 6,5%, dan (b) ubikayu relatif banyak membutuhkan hara K jika dibandingan dengan tanaman pangan yang lain (padi, jagung, kedelai, kacang tanah). Ketersediaan K (K-dd) pada lahan kering masam umumnya kurang dari 0,10 me/100 g tanah, padahal untuk ubikayu batas kritis K-dd adalah 0,15 me/100 g tanah; sehingga tambahan K melalui pemupukan mutlak diperlukan untuk meningkatkan ketersediaan K dalam tanah. Berdasarkan pola pertumbuhan biomas dan perakaran ubikayu, serta potensi erosi dan pelindian hara K yang tinggi pada lahan kering masam, maka pupuk K dianjurkan diberikan dua kali, masing-masing 50% pada umur satu dan tiga bulan Pupuk diaplikasi secara dibenamkan/ ditugal di samping tanaman pada kedalaman 5–10 cm. Selain melakukan pemupukan, upaya lain yang harus dilakukan untuk mengurangi kehilangan serta meningkatkan ketersediaan dan penyerapan hara K dalam tanah adalah: (a) menerapkan sistem pertanaman lorong dengan menanam pagar hidup untuk mengurangi erosi dan pelindian, dan (b) meningkatkan kandungan bahan organik tanah, sebagai sumber K dan agar tanah lebih banyak mengikat/menyediakan air/lengas untuk memperlancar pergerakan K ke permukaan akar melalui proses aliran masa dan difusi. Kadar kritis bahan organik dalam tanah untuk ubikayu adalah 3,2%.