PENANGANAN SEGAR UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU DANMENEKAN SUSUT BOBOT CABAI SELAMA PENYIMPANAN

dc.contributor.authorSyahri
dc.contributor.authorSomantri, Retno Utami
dc.contributor.otherBPTP Jambien_US
dc.date.accessioned2019-02-20T07:09:17Z
dc.date.available2019-02-20T07:09:17Z
dc.date.issued2016-05-31
dc.description.abstractCabai merupakan salah satu komoditas strategis nasional pada program Pajalebabe dan sekaligus sebagai komoditas hortikultura unggulan di Sumsel. Produksi cabai di Sumsel tahun 2014 sebesar 14,08 ribu ton. Daerah penghasil cabai di Sumsel di antaranya Kabupaten Banyuasin, OKU Timur, Musi Banyuasin, Ogan Ilir. Penurunan mutu cabai setelah dipanen terjadi karena proses respirasi yang terus berlangsung, sehingga cabai menjadi layu (kering) atau membusuk. Seperti produk segar hortikultura lainnya, cabai mempunyai karakteristik mudah rusak. Kerusakan ini terjadi akibat pengaruh fisik, kimiawi, mikrobiologi, dan fisiologis. Kerusakan lain pada cabai adalah pembusukan yang disebabkan oleh mikroba seperti Aspergillus flavus, Cladosporium fulvum, Collectrichum phomoides serta Fusarium sp. Karena sifat inilah diperlukan teknologi pascapanen yang tepat untuk mengurangi kerusakan buah cabai segar serta mempertahankan kesegarannya. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium BPTP Sumatera Selatan sejak bulan Januari-Maret 2015. Perlakuan yang diujikan yaitu pencelupan sebanyak 50 g buah cabai segar ke dalam larutan baking soda (NaHCO3), kitosan 1%, kontrol kitosan, dan kontrol (pencelupan ke dalam air steril). Parameter pengamatan di antaranya susut bobot, intensitas kerusakan buah cabai, serta uji organoleptik (warna, bau dan tekstur) terhadap buah cabai. Pengamatan susut bobot dihentikan hingga susut bobot mencapai 60%, sedangkan intensitas kerusakan akibat penyakit hingga kerusakan mencapai 20%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi kitosan 1% pada buah cabai segar mampu menekan susut bobot cabai selama penyimpanan, dimana susut bobot setelah 8 hari disimpan yakni hanya 53,64% dibandingkan kontrol yang mencapai 57,52%. Kitosan juga mampu menekan intensitas serangan penyakit antraknosa oleh Colletotrichum sp. pada buah cabai, dimana, intensitas serangan penyakit setelah 12 hari disimpan hanya sebesar 15,35%, lebih kecil dibandingkan dengan kontrol yang mencapai 19,43%. Namun, tekstur dan bau dari cabai yang diaplikasi dengan kitosan 1% ternyata tidak disukai oleh konsumen.en_US
dc.identifier.isbn978-602-1276-17-4
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/6566
dc.publisherBB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanianen_US
dc.subjectBaking Sodaen_US
dc.subjectCabaien_US
dc.subjectKitosanen_US
dc.subjectTeknologi Pascapanenen_US
dc.titlePENANGANAN SEGAR UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU DANMENEKAN SUSUT BOBOT CABAI SELAMA PENYIMPANANen_US
dc.typeArticleen_US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
MTHP 11.pdf
Size:
640.68 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
1.71 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: