Manajemen Pengendalian Stabilitas Logistik Pangan Nasional : Laporan Proyek Perubahan
dc.contributor.author | RISFAHERI | |
dc.contributor.other | PPMKP | en_US |
dc.date.accessioned | 2022-02-25T07:56:28Z | |
dc.date.available | 2022-02-25T07:56:28Z | |
dc.date.issued | 2021 | |
dc.description.abstract | Dalam menjaga ketahanan pangan, pemerintah berkewajiban menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan pokok di tingkat produsen dan konsumen, serta mewujudkan keterjangkauan pangan bagi masyarakat, rumah tangga, dan perseorangan. Stabilisasi tersebut dimaksudkan untuk melindungi pendapatan dan daya beli petani dan nelayan, serta menjaga keterjangkauan konsumen terhadap pangan (UU No.18/2012). Stabilitas pasokan dan harga pangan pokok sampai saat ini masih menjadi isu krusial dan belum terkendali secara optimal. Kebutuhan nasional pangan pokok sebagian besar dipenuhi dari produksi dalam negeri, dan beberapa dari impor. Beberapa komoditas pangan, secara nasional produksi mencukupi, tetapi sebaran produksinya tidak merata sehinga ada daerah surplus dan daerah defisit. Ketersediaan pangan di daerah defisit harus dipenuhi dari daerah surplus produksi. Ketersediaan pangan di setiap daerah sangat tergantung dengan kelancaran transportasi dan konektivitas antar wilayah. Beberapa komoditas pangan mudah rusak memerlukan sarana pengangkutan khusus (cold chain) yang umumnya belum tersedia. Salah satu penyebab tingginya disparitas harga antara konsumen dengan produsen, karena panjangnya rantai pasok. Pendistribusian yang tidak lancar karena masalah transportasi dan konektivitas antar wilayah turut mempengaruhi disparitas harga, dimana pada saat musim panen, harga di wilayah sentra produksi biasanya jatuh, meskipun di wilayah non sentra harganya masih tinggi. Selain itu, akses terhadap informasi harga dan pasokan di setiap wilayah belum terbuka secara meluas. Perluasan akses informasi harga dan ketersediaan pangan kepada semua pihak dapat menghindari terjadinya asimeteris informasi harga, sehingga dapat mencegah spekulasi dan disparitas harga yang tinggi antara di konsumen dengan produsen, serta antar wilayah. Biaya distribusi logistik yang tinggi, juga menjadi salah satu faktor penyebab tingginya harga di tingkat konsumen. Pemicu utama tingginya biaya logistik adalah tarif pengangkutan yang mahal dan infrastruktur sektor transportasi belum memadai seperti pelabuhan, jalan, hubungan antar moda, frekuensi kapal terbatas dan informasi jadwal transportasi. Tujuan utama dari Proyek Perubahan ini mengendalikan stabilitas pasokan dan harga pangan pokok di Indonesia. Output yang diharapkan dari Proyek Perubahan adalah terbangunnya Manajemen Pengendalian Stabilitas Logistik Pangan Nasional, sedangkan Outcome yang diharapkan adalah: (a) terjaganya aksesbilitas masyarakat sampai keperseorangan terhadap pangan pokok (ketersediaan dan harga); (b) terlindungi harga jual produksi pangan petani/peternak; (c) terlindungi konsumen dengan harga pangan yang wajar; (d) pengambil kebijakan dapat menyiapkan program/kegiatan untuk memitigasi instabilitas pasokan dan harga bahan pokok; dan (e) terkendalinya tingkat inflasi dari pangan pokok. Pelaksanaan Proyek Perubahan dari tanggal 19 Agustus sampai 2 November 2021, telah berhasil diselesaikan seluruh milestones jangka pendek dalam proposal Rencana Proyek Perubahan. Beberapa capaian jangka pendek memiliki contain melebihi dari yang direncanakan. Sebagian milestones jangka menengah dan jangka panjang berhasi diselesaikan dalam periode jangka pendek. Dalam milestones membangun Manajemen Pengendalian Stabilitas Logistik Pangan Nasional (MPSLPN), ada tiga output utama yaitu (1) Pedoman Umum (Pedum) MPSLPN, (2) Website Logistik Pangan dan (3) Aplikasi Marketplace Transaksi Online PasTani Grosir/Ritel. Pedum MPSLPN sebagai acuan bagi Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian cq. Badan Ketahanan Pangan, serta Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota cq. Dinas yang menangani ketahanan pangan dalam pelaksanaan kegiatan stabilisasi pasokan dan harga pangan. Dalam Pedum MPSLPN dimuat indikator stabilitas harga di produsen sebagai acuan dalam pengendalian harga di tingkat produsen. Pengendalian stabilisasi pasokan dan harga di tingkat konsumen, selain memperhatikan indikator stabilisas harga di konsumen, juga mempertimbangkan indikator stabilitas pasokan dan indikator disparitas harga di provinsi dengan rata-rata nasional. Website Logistik Pangan ini memuat data dan informasi: (a) Prognosa Neraca Pangan, (b) Panel Harga Pangan, (c) Monitoring Stok Pangan, (d) Rekomendasi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan, (e) Aplikasi Marketplace Transaksi Online, dan (f) Info pendukung terkait logistik pangan. Website Logistik Pangan ini akan membantu para pengambil kebijakan di tingkat pusat dan daerah, mengetahui situasi pasokan dan harga pangan pokok strategis baik secara nasional maupun di level provinsi, sehingga memudahkan dalam mengambil langkah antisipatif maupun solutif untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan di daerahnya. Para petani/peternak/gapoktan juga terbantu dalam memahami situasi pasokan dan harga pangan di tingkat nasional dan di berbagai wilayah, sehingga diharapkan dapat mempermudah dalam melakukan perdagangan antar wilayah.Sub Sistem Transaksi berisi data dan informasi: Produsen & Pemasok, Jasa Transportasi & Distribusi, Lokasi Pasar Mitra Tani seluruh Indonesia, Marketplace PasTani. Marketplace PasTani sudah tersedia di Google Play Store merupakan aplikasi transaksi online yang langsung link ke Android yang terdiri atas PasTani Ritel untuk transaksi online dari Pasar Mitra Tani ken konsumen, dan PasTani Grosir sebagai sarana bagi petani/peternak/gapoktan dan penyedia bahan pangan lainnya bertransaksi langsung dengan Pasar Mitra Tani dan pembeli/pedagang lainnya dalam skala besar (grosir). Manajamen Pengendalian Stabilitas Logistik Pangan Nasional, membutuhkan dukungan jasa dan sarana distribusi logistik, terutama untuk pengiriman antar pulau meliputi: tarif pengangkutan yang murah, tersedia jalur dan frekuensi kapal lebih banyak. Diperlukan koordinasi dengan kementerian terkait untuk mencari solusi hambatan distribusi logistik pangan pokok strategis tersebut, yang direncanakan dilakukan dalam periode jangka menengah jangka panjang. Diperlukan penguatan SDM dan infrastruktur di daerah dalam penerapan Manajemen Pengendalian Stabilitas Logistik Pangan, sehingga setiap Pemerintah Daerah dapat menyelesaian permasalahan stabilitas pasokan dan harga pangan di wilayahnya masing-masing. Lesson Learned dari Proyek Perubahan bahwa Pemanfaatan IT dalam Manajemen Pengendalian Stabiltas Logistik Pangan Nasional sangat membantu organisasi secara cepat dan mudah dalam memahami situasi pangan pokok strategis. Pimpinan dan staf yang telibat dalam Proyek Perubahan ini harus terus meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya dalam memanfaatkan teknologi, antara lain: bagaimana mengelola data dan informasi, menganilisis data dan informasi menjadi suatu rekomendasi, pemahaman terhadap IT dan implementasi pratikal di lapangan. Membangun kebersamaan dalam Tim Efektif dan staf dalam organisasi, agar Proyek Perubahan menjadi agenda bersama merupakan kunci utama dalam terlaksananya Proyek Perubahan. Diskusi dan sharing knowledge pimpinan dengan staf, dan antara staf dalam Tim Efektif Proyek Perubahan harus dilakukan dalam kesetaraan agar masing-masing dapat menyampaikan saran-saran dan gagasannya lebih terbuka. Strategi dalam penyelesaian Proyek Perubahan dengan mengunakan pendekatan total football cukup efektif, dimana masing-masing staf saling mem-backup tugas staf lain. Selama pelaksanaan Proyek Perubahan terjadi perubahan posisi peta stakeholders yang mengarah kepada dukungan positif terhadap inovasi yang dilakukan. Pergeseran peta stakeholders terjadi karena adanya manfaat yang diperoleh stakeholders, petani/gapoktan/peternak dan pelaku usaha pangan lainnya dari output Proyek Perubahan. Para penyedia bahan pangan pokok seperti petani/gapoktan/peternak dan asosiasi petani, sangat terbantu dengan tersedianya marketplace PasTani Grosir sehingga memudahkannya dalam memasarkan hasil produksinya. Hadirnya marketplace aplikasi PasTani Ritel yang melayani pembelian melalui Pasar Mitra Tani di 24 lokasi (22 Provinsi), telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dalam mengakses bahan pangan pakok strategis dengan harga lebih murah dan wajar. Penyedia jasa transportasi logistik baik skala kecil maupun skala besar, sangat diuntungkan dengan berkembangnya marketplace PasTani. Peran media massa juga memberikan kontribusi positif dalam memperkenalkan Website Logistik Pangan dan marketplace PasTani. | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/14952 | |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | PPMKP | en_US |
dc.subject | Pangan | en_US |
dc.subject | Pangan Nasional | en_US |
dc.subject | Logistik | en_US |
dc.subject | Stabilitas Pangan | en_US |
dc.subject | Website Logistik Pangan | en_US |
dc.subject | Badan Ketahanan Pangan | en_US |
dc.subject | PKN Tk.II/18/2021 | en_US |
dc.subject | PKN=Pelatihan Kepemimpinan Nasional | en_US |
dc.subject | Laporan Proyek Perubahan | en_US |
dc.title | Manajemen Pengendalian Stabilitas Logistik Pangan Nasional : Laporan Proyek Perubahan | en_US |
dc.type | Book | en_US |