Sagu: Potensi Besar Pertanian Indonesia

Loading...
Thumbnail Image
Date
2007-12-04
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
Abstract
Sagu telah lama menjadi sumber utama karbohidrat masyarakat di beberapa wilayah nusantara. Bila dikembangkan pemanfaatannya sebagai bahan pangan pokok, komoditas ini dapat mengatasi masalah ketahanan pangan nasional. Namun arti penting sagu lebih pada potensinya yang besar sebagai penghasil pati untuk industri. Kebutuhan pati bagi industri dunia saat ini sekitar 50 juta t/ tahun dengan laju pertumbuhan 7,7%/tahun. Dalam kondisi harga minyak bumi yang terus melambung serta tekanan pelestarian lingkungan, pati semakin diperlukan untuk menghasilkan produk ramah lingkungan seperti plastik organik dan ethanol. Sagu merupakan penghasil pati yang jauh lebih efisien dibanding komoditas penghasil pati lain, dan dengan kelimpahannya, pemanfaatannya untuk industri tidak mengancam ketersediaannya sebagai pangan. Sekitar 50% potensi sagu dunia ada di Indonesia, dan sekitar 90% potensi sagu Indonesia ada di Papua, termasuk Papua Barat. Karena itu Indonesia mempunyai peluang amat besar untuk menjadi pelopor dalam modernisasi industri pengolahan sagu. Pemanfaatan potensi sagu yang begitu besar di Indonesia akan menguntungkan secara ekonomis, budaya, lingkungan, dan politik. Untuk mengembangkan sagu nasional, dukungan dan kerja sama pemerintah, swasta, dan masyarakat setempat amat diperlukan. S agu (Metroxylon sagu Rottb.) telah lama dibudidayakan secara luas atau dipelihara petani kecil dan masyarakat tradisional di beberapa wilayah Nusantara, seperti Riau, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua. Khususnya di Maluku danPapua, sagu telah lama menjadi sumber karbohidrat yang penting bagi penduduknya. Bila dikembangkan, sagu dapat menjadi pangan alternatif yang meringankan atau bahkan mengatasi masalah ketahanan pangan nasional. Berkaitan dengan itu berbagai penelitian telah dilakukan (a.l. Purwani et al. 2005). Simposium sagu internasional keenam di tahun 1996 juga mengangkat topik sagu sebagai pangan dan pakan masa depan (Jose & Rasyad 1996). Tetapi nilai ekonomis sagu lebih pada potensi- besarnya sebagai bahan baku industri.
Description
Buletin Iptek Tanaman Pangan telah memasuki tahun kedua. Di usianya yang muda ini, buletin Iptek Tanaman Pangan masih menuntut redaksi untuk proaktif melobi para peneliti dan kontributor artikel untuk menulis dan mengirimkan tulisannya ke redaksi
Keywords
Citation
Collections