KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI DI LAHAN RAWA

Loading...
Thumbnail Image
Date
2017
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balittra
Abstract
Lahan rawa merupakan lahan suboptimal yang menjadi lahan harapan saat ini dan mendatang mengingat semakin tidak terkendali berlangsungnya alih fungsi lahan. Selain keunggulan yang dimiliki, lahan rawa juga memiliki kelemahan berupa masalah dan kendala untuk pengembangan pertanian. Ketidak mampuan masyarakat dalam mengelola lahan rawa menyebabkan produktivitas lahan dan pendapatan petani rendah. Petani lahan rawa memiliki pendidikan rendah rata-rata 7 tahun, luas lahan usaha rata-rata1,75 ha/KK, pengalaman bertani rata-rata 19 tahun dan modal terbatas. Tenaga kerja yang tersedia rata-rata 539,5 HOK/KK/ TH dan digunakan 279,95 HOK/KK/TH atau baru 52%. Tingkat adopsi petani terhadap varietas Inpara dan Margasari di lahan rawa pasang surut cukup tinggi sementara di lahan rawa lebak masih rendah. Preferensi petani terhadap varietas padi yang ditanam hampir sama seperti Inpara 2,3,4,6,7,8,9, Mekongga, Ciherang dan Margasari termasuk disukai kecuali Inpara 1 dan 5 cukup disukai etnis Banjar dan Jawa. Pengusahaan tanaman pangan, hortikultura, tanaman keras dan ternak utama di lahan rawa menguntungkan dan efisien. Dengan kegiatan usahatani dan non usahatani yang dilakukan petani di lahan rawa pasang surut memberikan pendapatan berkisar Rp 20.784.434,- – Rp 36.158.060,-/KK/TH dan di lahan rawa lebak Rp 8.980.000,- – Rp 40.000.000,-/KK/TH. Peningkatan pendapatan petani di lahan rawa dapat dilakukan melalui diversifikasi usaha. Petani belum memiliki daya tawar (bargaining power), sehingga belum mendapatkan nilai tambah yang memadai dari penjualan hasilnya. Struktur pasar komoditas hortikultura lahan rawa umumnya bersifat oligopoly. Untuk pengembangan pasar komoditas rawa dapat dilakukan melalui perbaikan sistem dan efisiensi pemasaran, dan perbaikan mutu produk
Description
Keywords
KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI DI LAHAN RAWA
Citation
Collections