UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) MELALUI SISTEM IRIGASI PERMUKAAN DI WILAYAH KECAMATAN WANASARI KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH

No Thumbnail Available
Date
2022-09-21
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Program Studi Tata Air Pertanian,Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia
Abstract
PROPOSAL.PKL 1.2019.TAP.PENDAHULUAN.Air merupakan salah satu faktor yang cukup penting dalam budidaya pertanian. Tanpa adanya ketersediaan air yang cukup, maka tanaman yang dibudidayakan tidak akan tumbuh dan berproduksi secara optimal. Secara alami kebutuhan air untuk tanaman dapat dipenuhi dari air hujan dan sistem irigasi. Namun, kenyataannya di beberapa tempat dan dalam waktu￾waktu tertentu jumlah air hujan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan, serta masih banyak lokasi pertanaman yang berada diluar sistem daerah irigasi di mana distribusi airnya belum dikelola secara teratur. Pendistribusian air irigasi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi agroklimat tanaman. Tanpa adanya dukungan ketersediaan air yang sesuai dengan kebutuhan baik dalam dimensi jumlah, mutu, ruang maupun waktunya, maka dapat dipastikan kegiatan budidaya tanaman akan berjalan dengan tidak optimal. Di lain pihak pertumbuhan penduduk menuntut untuk selaras dengan ketersediaan bahan pangan. Keberadaan irigasi akan sangat mendukung rantai produksi tanaman dari mulai tumbuh sampai berproduksinya tanaman. Dengan demikian tanpa adanya sistem irigasi yang memadai maka sistem produksi pangan tidak dapat berjalan secara maksimal. Irigasi permukaan merupakan metode pemberian air yang paling awal dikembangkan. Irigasi permukaan merupakan irigasi yang terluas cakupannya di seluruh dunia terutama di Asia. Sistem irigasi permukaan terjadi dengan menyebarkan air ke permukaan tanah dan membiarkan air meresap (infiltrasi) ke dalam tanah. Air dibawa dari sumber ke lahan melalui saluran terbuka baik dengan atau lining maupun melalui pipa dengan head rendah. Investasi yang diperlukan untuk mengembangkan irigasi permukan relatif lebih kecil daripada irigasi curah maupun tetes kecuali bila diperlukan pembentukan lahan, seperti untuk membuat teras (Soemarto, 1999). Bawang merah termasuk dalam tanaman hortikultura dan merupakan salah satu komoditi sayuran unggul. Bawang merah merupakan bagian penting yang tidak bisa lepas untuk kehidupan sehari-hari. Fungsinya adalah sebagai bumbu penyedap makanan, selain itu bawang merah mengandung zat yang bai untuk kesehatan, maka bawang merah seringkali dijadikan obat tradisional karena termasuk kedalam kelompok rempah tidak bersubtitusi. Salah satu sentra terbesar bawang merah di Indonesia adalah Brebes. Brebes merupakan pemasok bawang merah terbesar di Jawa Tengah (Kementrian Pertanian, 2016). Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes merupakan sebagai salah satu sentra penghasil bawang merah, produksinya mengalami perubahan dari tahun ketahun hal ini dikarenakan pengunaan sistem irigasi yang tidak sesuai dapat menghambat produktivitas bawang merah. Produksi bawang merah belum dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri karena petani dihadapkan oleh beberapa kendala, diantaranya adalah kurangnya pasokan air irigasi untuk memenuhi proses pertumbuhan bawang merah. Akibat dari kurangnya pasokan air irigasi tersebut berdampak juga terhadap penurunan produksi bawang merah di Kecamatan Wanasari. Penurunan produksi tersebut mengakibatkan kurangnya pasokan bawang merah di pasar Brebes sehingga harga bawang merah di pasar melonjak tinggi dari harga normalnya. Dengan demikian, kita dapat menupayakan peningkatan hasil pertanian bawang merah melalui sistem irigasi permukaan.
Description
Keywords
Kurva Resesi,Irigasi Border,Pompa Air
Citation
Collections