Analisis pendapatan dan efisiensi ekonomi pada usahatani kenaf di lahan bonorowo, Bojonegoro

dc.date.accessioned2025-02-26T02:11:46Z
dc.date.available2025-02-26T02:11:46Z
dc.date.issued1997-11
dc.descriptionProgram Intensifikasi Serat Karung Rakyat (ISKARA) mulai dilaksanakan tahun 1979/1980, dengan tujuan untuk meningkatkan produksi serat karung dalam negeri, penda-patan petani, serta membuka kesempatan kerja. Tujuan terse-but belum tercapai secara mantap karena rendahnya produk-tivitas dan timpangnya pembagian marketing margin antara petani dengan pengelola (ANON, 1991). Areal ISKARA ter-luas terjadi pada tahun 1986/1987 yaitu mencapai 26 480 ha (SASTROSUPADI, 1993). Hal ini terjadi karena dimanfaatkan-nya lahan bonorowo, dan digantikannya tanaman rosela de-ngan kenaf yang berumur lebih pendek. Tanaman kenaf dapat diusahakan di lahan bonorowo karena tahan genangan, jika tanaman telah berumur lebih dari dua bulan (SASTROSUPADI. 1984). Pada umumnya lahan bonorowo terletak di sepanjang daerah aliran sungai (DAS), dan luasnya di Pulau Jawa dapat mencapai 100 000 ha (MERTOATMODJO, 1986). Areal
dc.description.abstractPenelitian ini dilakukan melalui metode survei untuk mengetahui tingkat pendapatan dan efisiensi ekonomi penggunaan ſakor produksi pada usaha tani kenal di lahan bonorowo. Data usaha tani dikumpulkan dari 40 petani dari bulan April sampai Juni 1995 di Desa Semanding, Kecamatan Hojonegoro, Kabupaten Bojonegoro. Pendapatan usaha tani diperoleh dari selisih antara penerimaan dengan biaya total usaha tani selama satu musim tanam. Sedangkan efisiensi ekonomi diukur dari perbandingan antara Nilal Produk Marjinal (NPM) dengan harga satuan pada masing-masing faktor produksi. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa usaha tani kenaf di lahan bonorowo layak dilakukan, karena memberikan nilai R/C rasio atas biaya total sebesar 1.31. Pendapatan usaha tani kenaf atas biaya tunai sebesar Rp 614 155 sedangkan pendapatan atas biaya total sebesar Rp 206 675 tiap hektar. Rata-rata penggunaan lahan seluas 0.3694 ha paling efisien secara ekonomi, dengan nilai perbandingan antara NPM dan harga sewa lahan sebesar 1.09. Penggunaan faktor produksi benih, pupuk urea, pestisida, dan tenaga kerja belum mencapai efisiensi ekonomi, sehingga masih perlu ditambah.
dc.identifier.issn0853-8212
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/24366
dc.language.isoid
dc.publisherBadan Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Industri
dc.relation.ispartofseriesVol.III No.4; No.4 Tahun 1997
dc.subjectA Agriculture/Pertanian
dc.titleAnalisis pendapatan dan efisiensi ekonomi pada usahatani kenaf di lahan bonorowo, Bojonegoro
dc.typeBook
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
20. Analisis pendapatan dan efisiensi ekonomi pada usahatani kenaf di lahan bonorowo, Bojonegoro, Vol.3 no.4_compressed.pdf
Size:
2.53 MB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
1.77 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description:
Collections