Mekanisme Awal dan Aplikasi Antibakteri Pediosin PaF-11 Sebagai Pengawet Tahu

dc.contributorBalai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Bogor Jl. Tentara Pelajar No. 12 Bogor 16114en-US
dc.contributorFakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Jl. Flora No. 1 Bulaksumur Yogyakartaen-US
dc.contributoren-US
dc.creatorMarwati, Tri
dc.creatorRichana, Nur
dc.creatorD.P, Irinne
dc.creatorHarmayani, Eni
dc.creatorRahayu, Endang S
dc.date2017-01-04
dc.date.accessioned2018-05-07T04:06:35Z
dc.date.available2018-05-07T04:06:35Z
dc.date.issued2017-01-04
dc.descriptionPediosin PaF-11 dari Pediococcus acidilactici F-11 merupakan peptida antibakteri yang aktif pada kisaran pH luas dan stabil pada perlakuan suhu tinggi dan rendah sehingga potensial digunakan sebagai pengawet tahu. Penelitian ditujukan untuk mengetahui mekanisme awal penghambatan pediosin PaF-11 sebagai antibakteri dan aplikasinya sebagai pengawet tahu. P. acidilactici F-11 dan Lactobacillus pentosus LB42 berturut turut digunakan sebagai bakteri penghasil dan indikator uji aktivitas pediosin PaF-11. Mekanisme awal kerja penghambatan pediosin PaF-11 ditentukan berdasar kajian pengaruh gadolinium (Gd3+) terhadap aktivitas pediosin PaF-11, kadar Gd3+ pada dinding sel dan morfologi sel indikator. Uji aktivitas pediosin PaF-11 dilakukan dengan metode difusi agar sumur. Aplikasi pediosin PaF-11 dan bakteriosin komersial nisin dilakukan terhadap tahu produksi CV. Kitagama Yogyakarta. Perlakuan meliputi perendaman tahu dalam larutan nisin (500 IU/g, 1000 IU/g dan 2000 IU/g) dan larutan pediosin PaF-11 30 AU/g. Setelah perendaman, dilanjutkan dengan pasteurisasi pada suhu 90oC selama 10 menit dan penyimpanan pada suhu 4oC selama 16 hari. Tahu tanpa perendaman dalam larutan nisin dan pediosin PaF-11 digunakan sebagai kontrol. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa mekanisme awal penghambatan pediosin PaF-11 sebagai antibakteri yaitu melalui interaksi pediosin PaF-11 yang bermuatan positif dengan asam teikoat dan asam lipoteikoat yang bermuatan negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total bakteri awal pada tahu kontrol adalah 105 dan mengalami kenaikan menjadi 108 setelah disimpan. Penambahan larutan nisin dengan konsentrasi minimal 500 IU/g mampu menghambat populasi bakteri pada tahu sebesar 2 log cycle sedangkan larutan pediosin PaF-11(30 AU/g) mampu menghambat populasi bakteri pada tahu sebesar 0,5 log cycle.en-US
dc.formatapplication/pdf
dc.identifierhttp://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jpasca/article/view/5795
dc.identifier10.21082/jpasca.v9n2.2012.54-62
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/1478
dc.languageeng
dc.publisherBalai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanianen-US
dc.relationhttp://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jpasca/article/view/5795/4961
dc.rightsCopyright (c) 2017 Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanianen-US
dc.rightshttp://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0en-US
dc.source2541-4054
dc.source0216-1192
dc.sourceJurnal Penelitian Pascapanen Pertanian; Vol 9, No 2 (2012): Jurnal Pascapanen Pertanian; 54-62en-US
dc.titleMekanisme Awal dan Aplikasi Antibakteri Pediosin PaF-11 Sebagai Pengawet Tahuen-US
dc.typeinfo:eu-repo/semantics/article
dc.typeinfo:eu-repo/semantics/publishedVersion
dc.typePeer-reviewed Articleen-US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
Mekanisme Awal dan Aplikasi Antibakteri Pediosin PaF-11 Sebagai Pengawet Tahu.pdf
Size:
2.07 MB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
0 B
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: