PENGARUH PEMBERIAN BUNGKIL INTI SAWIT TERHADAP PRODUKTIVITAS TERNAK SAPI BALI DARA DI KALTIM
Loading...
Date
2017-10
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Abstract
Pakan mempunyai peran yang sangat penting bagi pengembangan peternakan
sapi potong. Salah satu pakan yang murah di Kalimantan Timur adalah bungkil inti
sawit (BIS), walaupun penggunaannya belum meluas. Tujuan dari pengkajian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh pemberian bungkil inti sawit terhadap produktivitas ternak
Sapi Bali dara. Pengkajian berlangsung dari bulan Agustus sampai Desember 2015.
Rancangan percobaan yang dilakukan adalah membandingkan dua perlakuan (uji T)
yaitu sebelum dilakukan introduksi teknologi pakan dan setelah dilakukan introduksi
teknologi. Lokasi pengkajian terletak di desa Bangun Rejo, kecamatan Tenggarong
Seberang, kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Introduksi yang dilakukan
adalah pemberian BIS sebesar 1% dari bobot badan ternak. Hasil pengkajian
menunjukkan bahwa pemberian BIS memberikan hasil yang berbeda sangat nyata untuk
parameter penambahan bobot badan harian (PBBH) dan body condition score (BCS).
PBBH sebesar 0,47 kg/ekor/hari dibandingkan dengan 0,14 kg/ekor/hari, masing
masing untuk penambahan BIS dan tanpa penambahan BIS. BCS pada sapi yang diberi
bungkil inti sawit mempunyai BCS sebesar 2,8 sedangkan tanpa pemberian bungkil inti
sawit sebesar 2,1. Analisis finansial juga menunjukkan bahwa penggunaan bungkil inti
sawit memberikan R/C sebesar 2,93, sebaliknya yang tanpa penambahan BIS
mempunyai R/C 1,07.
Description
Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan provinsi terluas ketiga di Indonesia,
setelah Papua dan Kalimantan Tengah (BPS, 2015). Selanjutnya dilaporkan bahwa luas
daratan Kaltim sebesar 127.267,52 km
2
. dengan jumlah penduduk 3.351.432
mempunyai kepadatan penduduk sebesar 26,14 jiwa/km2. Gambaran di atas
menunjukkan masih banyak lahan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
pertanian khususnya peternakan. PPSKB (2011) yang disitasi oleh Sumanto (2013)
melaporkan bahwa ketersediaan sapi potong di Kaltim belum memenuhi kebutuhan
dalam negeri Kaltim. Tercatat ketersediaan sapi siap potong sebanyak 52.376 ekor
sedangkan kebutuhan sapi potong 62.176 ekor, sehingga diperlukan 9.800 ekor. Kurang
berkembangnya populasi ruminansia sebagian besar disebabkan oleh by product yang
dihasilkan usaha pertanian atau perkebunan atau industri perkebunan yang merupakan
sumber pakan masih dianggap sebagai limbah (Dwyanto dan Priyanti, 2009)
Keywords
bungkil inti sawit, produktivitas, sapi bali dara