Analisis Konstruksi dan Tata Letak Sistem Irigasi Tetes (Drip System) Untuk Tanaman Hortikultura Pada Green house di PT. Habibi Digital Nusantara Lembang, Bandung

No Thumbnail Available
Date
2022-09-21
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Program Studi Tata Air Pertanian,Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia
Abstract
PROPOSAL PKL 2.2019.TAP.PENDAHULUAN.Green house merupakan teknologi yang sudah berkembang hampir ke seluruh dunia karena bisa melakukan proses pertanian dengan efisien, yakni salah satunya dengan menerapkan metode irigasi dengan sistem irigasi tetes, atau yang biasa disebut sebagai metode pertanian infus. Dikatakan sebagai metode pertanian infus karena proses penyiraman tanaman tidak berlangsung seperti biasa, melainkan dengan cara ditetes. Air yang diteteskan ke setiap tanaman disalurkan dari sebuah mesin di dalam Green house menggunakan paralon dan selang kecil langsung ke setiap pot yang diisi tanaman. Mesin ini mengatur penetesan air secara otomatis. Selain menggunakan teknik penyiraman mutakhir yang bisa menghemat air, teknik bertani menggunakan Green house juga bisa membuat lahan pertanian lebih produktif, bahkan para petaninya bisa full bercocok tanam selama 12 bulan dalam satu tahun. Sebabnya, teknik bertani ini dilangsungkan di dalam ruangan. Kebutuhan air akan disesuaikan dengan jenis dan umur tanaman. Ada jenis tanaman yang menyukai banyak air tetapi ada juga yang kurang menyukai banyak air. Pada tanaman muda biasanya membutuhkan air dalam jumlah sedikit dan akan bertambah kebutuhan airnya dengan bertambahnya umur tanaman. Hasil penelitian Balitbangda Tahun 2016 tetang Irigasi tetes menunjukkan bahwa teknologi Irigasi tetes cocok untuk tanaman hortikultura dibandingkan untuk tanaman pangan (umbi￾umbian dan jagung). Kebutuhan air untuk tanaman hortikultura hasil penelitian melaporkan bahwa tanaman hortikultura (tomat dan sawi) membutuhkan air 6 mm per hari. Namun, Sebelum membuat suatu sistem irigasi, maka dalam tahap perancangan harus dibuatkan terlebih dahulu lay out atau tata letak sistem irigasi permukaan. Lay out atau tata letak sistem irigasi harus menunjukkan hal-hal seperti lokasi bangunan atau greenhouse, trase jaringan irigasi dan pembuang, batas-batas dan perkiraan luas bangunan jaringan irigasi dengan saluran primer, sekunder dan tersier. Selain itu pula dibutuhkan pengetahuan umum dan analisis mengenai konstruksi pada sistem irigasi yaitu komponen-komponen yang digunakan dalam sistem irigasi.Prinsip irigasi tetes adalah irigasi yang menggunakan jaringan aliran dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Jaringan irigasi tetes terdiri dari pipa utama, pipa pembagi dan pipa lateral. Pada pipa lateral dipasang alat penetes/emitter yang digunakan untuk mendistribusikan air langsung pada pohon tanaman sesuai kebutuhan. Alat penetes/emiter dipasang didekat batang tanaman atau perakaran sehingga tanah yang berada di daerah perakaran selalu lembab. Kegiatan Irigasi Tetes Tanaman Hortikultura diarahkan untuk menunjang terwujudnya ketahanan pangan melalui kegiatan pengembangan optimasi lahan kering dan Untuk meningkatkan pemanfaatan lahan dan perluasan areal tanam bagi komoditi tanaman hortikultura bernilai ekonomi tinggi. Oleh karena itu diperlukan perencanaan dan analisis mengenai konstruksi dan tata letak sistem irigasi tetes yang digunakan agar kegiatan pertanian dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.
Description
Keywords
Irigasi Tetes,hortikultura,Habibi grow
Citation
Collections