Emisi Metana Dan Hasil Gabah Beberapa Varietas Padi Unggul Di Lahan Rawa Pasang Surut

No Thumbnail Available
Date
2017
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)
Abstract
Upaya pengelolaan terpadu sumberdaya di lahan rawa pasang surut yang ramah lingkungan dicirikan oleh keterpaduan antar komponen air, amelioran dan pemupukan serta penggunaan varietas adaptif. Pola budidaya padi dengan pengelolaan bahan organik insitu pada kondisi tergenang cukup intensif dilakukan oleh petani lahan rawa pasang surut sehingga emisi metana (CH4) yang dilepaskan juga cukup besar. Aplikasi bahan organik pada kondisi tergenang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca terutama CH4. Masukan berupa hara tidak hanya disesuaikan dengan komoditas saja tetapi didasarkan pada status hara tanah untuk keberlanjutan produksi. Penelitian ini dilaksanakan di lahan pasang surut sulfat masam tipe luapan B, di desa Sidomulyo, Kecamatan Tamban Catur, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok. Ada 4 varietas unggul yang digunakan yaitu: Inpara 3, Inpara 6, Inpari 13 dan Inpari 30. Hasil penelitian menujukkan bahwa emisi metana terendah dilepaskan dari varietas inpara 3 yaitu sebesar 37,8 kg.ha-1 diikuti varietas inpari 13 sebesar 42,3 kg.ha-1, inpari 30 sebesar 46,9 kg.ha-1 dan inpara 6 sebesar 47,3 kg.ha-1. Indeks emisi metana dan hasil gabah terendah dari varietas inpari 13 yaitu sebesar 0.007. Sedangkan nilai nisbah emisi metana dan hasil gabah tertinggi dari varietas inpara 6 13 yaitu sebesar 0.021. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya emisi metana dan hasil gabah dari berbagai varietas padi unggul yang ditanam di lahan rawa pasang surut.
Description
8 hlm.; 3 gambar; 2 tabel
Keywords
EMISI METANA, HASIL GABAH, VARIETAS PADI, LAHAN RAWA PASANG SURUT
Citation