Oryctes rhinoceros L. dan Usaha Pengendaliannya dengan Metarrhizium anisopliae

dc.contributorBalai Penelitian Tanaman Rempah dan Obaten-US
dc.creatorDARWIS, MICHELLIA; Balai Peneliian Tanaman Rempah dan Obat
dc.date2016-11-29
dc.date.accessioned2021-09-07T03:08:12Z
dc.date.available2021-09-07T03:08:12Z
dc.descriptionOryctes rhinoceros L. banyak menimbulkan kerugian ekonomi, baik stadia imago maupun pra dewasa. Larva berada pada tumpukan bahan organik yang digunakan pada pembibitan ataupun pada areal bukaan baru, sehingga hama Oryctes menjadi semakin pening diperhaukan dalam usaha budidaya kelapa. Keberadaan hama Oryctes perlu terus dipantau agar populasinya selalu berada di bawah batas ambang ekonomi 5 imago/ha. Salah satu cara pengendaliannya adalah secara hayai dengan menggunakan cendawan pato-genik Metarrhizium anisopliae. Pada percobaan Iaboratorium, konsentrasi konidia 1 juta/ 1 kg media sarang dapat efekif menimbulkan 100% kematian larva Oryctes dua minggu setelah inokulasi. Untuk aplikasi di Iapangan, disamping jumlah konidia yang perlu diperhatikan adalah daya viabilitas, paling tidak 85% atau lebih, biakan murni, idak terkontaminasi, kemasan harus baik, didistribusikan dalam waktu relaif cepat, mudah diaplikasikan, dan diaplikasikan sebelum musim hujan. Tidak diragukan lagi kemampuan cendawan Metarrhizium dalam mengendalikan hama Oryctes. Namun kadang kala ditemukan hasil yang kurang memuaskan, karena idak memperhatikan persyaratan minimal ataupun cara aplikasi di Iapangan yang kurang sempuma. Aplikasi penaburan biakan Metarrhizium di Iapangan adalah 15 - 20 g/m2 media sarang. Pengendalian di lapang yang paling sukses adalah di KP. Pakuwon, efektivitas cendawan Metarrhizium dapat menimbulkan 85,6%-93,8% mortalitas larva Oryctes. Pengendalian yang tidak terlalu sukses ditemukan di Desa Kukup, Gunung Kidul : efekivitas Metarrhizium hanya menimbulkan 63,57% - 68,8% mortalitas larva Oryctes, sedangkan pengendalian yang tidak sukses ditemukan di Kabupaten Jombang, h anya 0,4% saja terjadi mortalitas larva Oryctes. Kemudian pengamatan pada gejala kerusakan daun kelapa terjadi peningkatan yaitu 2,5 guntingan/pelepah, jauh berada di atas batas ambang ekonomi 1,0 guntingan/pelepah.Kata kunci: Kelapa, Oryctes rhinoceros, pengendalian hayai, Metarrhizium anisopliae.en-US
dc.formatapplication/pdf
dc.identifierhttp://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/psp/article/view/5656
dc.identifier10.21082/p.v2n2.2003.31-44
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/13692
dc.languageeng
dc.publisherPuslitbang Perkebunanen-US
dc.relationhttp://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/psp/article/view/5656/4813
dc.rightsCopyright (c) 2016 Perspektifen-US
dc.rightshttp://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0en-US
dc.sourcePerspektif; Vol 2, No 2 (2003): Desember 2003; 31-44en-US
dc.source2540-8240
dc.source1412-8004
dc.titleOryctes rhinoceros L. dan Usaha Pengendaliannya dengan Metarrhizium anisopliaeen-US
dc.typeinfo:eu-repo/semantics/article
dc.typeinfo:eu-repo/semantics/publishedVersion
dc.typePeer-reviewed Articleen-US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
5656-13116-1-SM.pdf
Size:
5.1 MB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description: