EKSPLORASI DAN KONSERVASI SERANGGA PADA AGROEKOSISTEM RAWA
Loading...
Date
2014-04
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Iarrd Press
Abstract
Serangga merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga
kelestariannya. Serangga memiliki nilai penting antara lain nilai ekologi,
endemik, konservasi, pendidikan, budaya, estetika, dan ekonomi. Penyebaran
serangga dibatasi oleh faktor-faktor geologi dan ekologi yang coeok, sehingga
terjadi perbedaan keragamanjenis serangga. Perbedaan ini disebabkan adanya
perbedaan iklim, musim, ketinggian tempat, sertajenis inangnya. Keberadaan
serangga dalam suatu ekosistem dapat menjadi indikator biodiversitas
dan kesehatan ekosistem itu sendiri. Oleh karena itu, pemahaman tentang
konservasi serangga diperlukan agar terhindar dari. kepunahan. Hasil
eksplorasi yang telah dilakukan di agroekosistem rawa ditemukan 187 spesies
serangga dan laba-Iaba yang teridiri dari 14 ordo dan 124 famili, diantaranya
62 jenis serangga musuh alami yang terdiri dari 12jenis parasitoid dan 50 jenis
predator. Parasitoid yang dominan adalah Isehojoppa luteator, Xanthopimpla
puctata, Telenomus rowani, Tetrastichus schoenobii dan Trichogramma sp.
Sedangkan predatomya adalah Tetragnatha mandibulata, Tetragnathajavana,
Orthetrum sabina sabina, Neurothemis fluetuans, Rhyothemis phyllis phyllis,
Isehura senegalensis dan Agriocnemis femina femina. Pada agroekosistem
rawa terdapat tumbuhan purun tikus (Eleoeharis duleis), perupuk (Phragmites
karka), kelakai (Stenochlaena palustris), bundung (Scirpus grossus) dan
purun kudung (Lepironea articulata) sebagai tempat berlindung bagi serangga
musuh alami (predator dan parasitoid), sekaligus sebagai attraktan bagi
hama penggerek batang padi. Oleh karena itu, tumbuhan liar tersebut harus
dikelola keberadaannya agar terjadinya penurunan tingkat keragaman hayati
dapat dihindari. Konservasi serangga sangat diperlukan agar terhindar dari
kepunahan atau penurunan keanekaragaman jenisnya. Konservasi serangga
yang dimaksud adalah menjaga keseimbangan populasinya agar tidak terjadi
eksplosif atau ledakan populasi hama. Dengan demikian, pengendalian hama terpadu tidak dapat diindahkan karena eara ini lebih menekankan pada
konservasi.
Description
Keywords
EKSPLORASI DAN KONSERVASI SERANGGA PADA AGROEKOSISTEM RAWA