Sejarah dan corak Pertanian Lahan rawa
dc.contributor.author | Herman Subagio, Muhammad Noor, Wahida Anisa Yusuf, Izhar Khairulah | |
dc.date.accessioned | 2019-09-13T06:40:13Z | |
dc.date.available | 2019-09-13T06:40:13Z | |
dc.date.issued | 2015 | |
dc.description.abstract | Istilah "rawa pasang surut" masuk dalam kosa kata bahasa Indonesia sejak 1930-an, tetapi pertanian lahan rawa dipastikan sudah ada sebelumnya. Menurut catatan sejarah, pemanfaatan rawa dimulai sejak abad ke 13 saat Raja Brawijaya dari Kerajaan Majapahit berekspansi ke Kalimantan Barat yang memerintahkan untuk membuka pemukiman dan pertanian di daerah aliran Sungai Pawan. Pada hakikatnya, upaya manusia untuk melestarikan kehidupannya, tidak ada jalan kecuali dengan penciptaan pengetahuan dan pengumpulan pengalaman (local wisdom) untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang dimilikinya sekaligus melestarikan alam dan lingkungannya untuk kehidupan yang generasi selanjutnya. Pengetahuan pada hakikatnya adalah sejarah panjang pergulatan manusia dalam "menaklukkan" alam, termasuk rawa. | en_US |
dc.identifier.isbn | 978-602-344-077-1 | |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/7413 | |
dc.publisher | IAARD Press | en_US |
dc.subject | Sejarah dan corak Pertanian Lahan rawa | en_US |
dc.title | Sejarah dan corak Pertanian Lahan rawa | en_US |
dc.type | Article | en_US |