PERBANYAKAN Trichoderma spp. PADA BERBAGAI MEDIA DI BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN LEMBANG
No Thumbnail Available
Date
2025-05-16
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Akhir-akhir ini, beberapa negara di sekitar Indonesia, khususnya ASEAN, sedang mengalami krisis pangan. Malaysia sedang terjadi kelangkaan beras yang menyebabkan melonjaknya harga beras lokal. Selain itu juga harga beras impor yang semakin mahal sehingga memicu kepanikan penduduk setempat (Ayuningrum, 2025). Selain Malaysia, Filipina juga telah mengumumkan status darurat ketahanan pangannya pada bulan Februari 2025. Pernyataan tersebut ditimbang dari adanya capaian inflasi beras tertinggi selama 15 tahun terakhir, yang mencapai angka 24,4% (Biro KLI Kementan, 2025). Selain dua negara ASEAN tersebut, jepang juga mengalami hal serupa. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa Jepang telah mengalami harga beras sebanyak 82% dalam setahun akibat adanya bencana gelombang panas ekstrem yang merusak produksi dan mengganggu distribusi. Pemerintah Jepang melepaskan stok darurat beras negara sebanyak 210.000 ton dari total stok darurat 1 juta ton akibat dari kenaikan harga yang ekstrem tersebut (Biro KLI Kementan, 2025). Fenomena di sekitar tersebut secara tidak langsung menjadi peringatan bagi Indonesia untuk meningkatkan ketahanan pangan. Sejalan dengan isu ketahanan pangan di negara-negara tersebut, Presiden Prabowo sebelumnya tengah mengupayakan program swasembada pangan. Pemerintah menggalakkan program swasembada pangan dengan memaksimalkan fungsi lahan tanam dan memperluas cakupan sawah, sehingga ketahanan pangan Indonesia serta tujuan swasembada pangan dapat tercapai dalam waktu sesingkatnya (Kompu SDA, 2024). Namun, selain pemaksimalan lahan dan perluasan cakupan sawah, terdapat faktor lain yang juga menentukan tercapainya swasembada pangan, salah satunya yakni pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) pada tahapan pemeliharaan tanaman.