PENERAPAN MESIN HUSKER PADA PROSES PENGGILINGAN BERAS DI KELOMPOK TANI BINA KARYA

No Thumbnail Available
Date
2022-09-21
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN POLITEKNIK ENJINIRING PERTANIAN INDONESIA BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2022
Abstract
PROPOSAL PKL 1, 2020. THP. PENDAHULUAN.Padi merupakan tanaman penghasil beras yang banyak dibudidayakan di Indonesia, merupakan makanan sumber karbohidrat utama selain jagung dan gandum. Penanganan pascapanen padi merupakan salah satu upaya yang sangat strategis dalam rangka mendukung peningkatan produksi padi. Konstribusi penanganan pascapanen terhadap peningkatan produksi padi dapat tercermin dari penurunan kehilangan hasil dan tercapainya mutu gabah dan beras sesuai dengan standar yang ada di Indonesia. Kebutuhan masyarakat terhadap hasil pertanian, terutama beras menjadi permasalahan utama yang harus diatasi saat ini. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi 95% penduduk Indonesia. Selain itu, beras juga merupakan komoditas pokok yang sterategis, sehingga produksi beras dalam negeri menjadi tolak ukur kesediaan pangan bagi Indonesia. Penggilingan gabah menjadi beras merupakan salah satu rangkaian utama penanganan pascapanen. Teknologi penggilingan sangat menentukan kualitas dan kuantitas beras yang akan dihasilkan. Penggilingan padi memiliki peran yang sangat penting dalam sistem agribisnis beras di Indonesia. Alat mesin penggilingan padi yang berkembang dimasyarakat sebelum menggunakan mesin penggilingan padi adalah alat penggilingan manual yang merupakan awal dari cara memproduki beras. Penggilingan manual adalah penggilingan dengan cara menumbuk gabah menggunakan lesung dan alu. Cara penggilingan ini berbasis gesekan antara biji dengan biji dan pembersihan dilakukan dengan cara penampian yang menggunakan nyiru. Cara penggilingan ini menghasilkan kehancuran beras sangat tinggi sehingga rendemennya rendah. Setelah beberapa dawarsa, alat penggilingan berkembang menggunakan batu sebagai pengupas gabah yakni mesin pengupas gabah tipe Engelberg. Dibeberapa sentra penghasil produksi beras terdapat penggilingan baik kapasitas besar maupun kapasitas kecil. Investasi yang diperlukan untuk mengoprasikan mesin giling kapasitas besar cukup tinggi, sedangkan yang berkapasitas kecil relatif rendah. Berkembangnya mesin penggilingan berkapasitas kecil diharapkan dapat memperbaiki mutu dan menghasilkan rendemen yang tinggi, sehingga ketersediaan beras secara Nasional dapat dipertahankan. Kualitas dan rendemen hasil penggilingan padi sangat 2 dipengaruhi oleh prosedur penggilingan, pengoprasian mesin, umur mesin, manajemen dan perawatan mesin. Pemanfaatan mesin penggiling beras dengan hasil yang banyak setelah panen diharapkan beras yang dihasilkan berkualitas baik dengan persentase beras kepala yang tinggi. Disamping itu, penanganan penggilingan padi yang tepat dapat menekan tingkat susut hasil. Menurut Nugraha et al., (2007) Kehilangan hasil pada tahapan penggilingan padi umunya disebabkan oleh penyetelan blower penghisap dan penghembus sekam dan bekatul. Penyetelan yang tidak tepat dapat menyebabkan nilai rendemen giling menjadi rendah. Mesin penggilingan padi dapat dibagi dalam dua tipe yaitu (1) tipe penggilingan satu langkah (single-pass) proses pemecahan kulit dan penyosoh menyatu sekaligus, gabah masuk dari kotak pemasukan dan keluar sudah menjadi beras putih, dan (2) tipe penggilingan dua langkah (double-pass) proses penggilingan berlangsung dua tahap, yaitu proses pemecahan kulit gabah dan penyosohan dilakukan secara terpisah, gabah pecah kulit dihasilkan sebagai produk intermediate. Rendemen giling dari proses ini bias mencapai 65%. (S. Umar, 2014)
Description
Keywords
Mesin Husker, Penggilingan padi, Tanaman padi
Citation
Collections