KEDELAI DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PERTANIAN
dc.contributor.author | Herman Subagio | |
dc.contributor.author | Muhammad Noor | |
dc.date.accessioned | 2024-02-12T02:46:01Z | |
dc.date.available | 2024-02-12T02:46:01Z | |
dc.date.issued | 2019 | |
dc.description.abstract | Produksi kedelai pada tahun 2013 sebesar 808 ribu ton dan terus mengalami penurunan 4,2% per tahun. Sementara target swasembada sebesar 2,5 juta ton, yang mungkin baru dapat tercapai tahun 2020. Produksi kedelai tertinggi pernah dicapai tahun 1990-an sebesar 1,8 juta ton dengan luas lahan pertanaman 1,4 juta hektar. Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan pernah tercatat sebagai sentra produksi. Dalam pengantar buku Melepas Perangkap Impor Pangan (Hermen Malik, 2014), Bustanul Arifin guru besar Universitas Lampung menyatakan bahwa sistem insentif dan kebijakan pada agribisnis kedelai telahn lama rusak karena inkonsistensi dan komitmen pembuat kebijakan, terutama harga yang bersaing dengan kedelai impor yang lebih murah. | |
dc.identifier.isbn | 978-623-231-087-2 | |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/22026 | |
dc.language.iso | id | |
dc.publisher | Balai Pengujian Standar Instrumen Pertanian Lahan Rawa | |
dc.title | KEDELAI DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PERTANIAN | |
dc.type | Article |