SISTEM POLDER UNTUK PENGEMBANGAN PERTANIAN BERKELANJUTAN DI LAHAN RAWA LEBAK

dc.contributor.authorMuhammad Noor, Khairil Anwar,Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa Budi Kartiwa, Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi
dc.date.accessioned2019-02-22T08:26:12Z
dc.date.available2019-02-22T08:26:12Z
dc.date.issued2017
dc.description.abstractRawa lebak merupakan wilayah penampungan air (catchment basin) pada suatu kawasan daerah aliran sungai (DAS). Oleh karena itu untuk penguasaan daerah ini diperlukan sistem polder yang sebetulnya sudah lama dijadikan model pengembangan rawa lebak secara terpadu. Namun mengalarni beberapa kendala baik teknis, sosial rnaupun lingkungan. Pengelolaan air merupakan kunci keberhasilan pernanfaatan lahan rawa lebak untuk pertanian.Laju kenaikan genangan air di lahan rawa lebak umumnya sukar diprediksi karena besarnya debit air yang dipengaruhi oleh curah hujan di kawasan hulu. Misalnya rawa lebak di Kalimantan Selatan yang berada di DAS Amandit, Nagara, BatangAlai, dan Tabalong yang luas keseluruhan 180.500 ha, sewaktu-waktu dapat mengalarni banjir, sekalipun di wilayah setempat tidak terjadi hujan. Kondisi ini berbeda dengan lahan rawa lebak di negara Thailand dan Banglades yang rnempunyai kecepatan peningkatan muka air secara bertahap. Hasil penelitian rnenunjukkan kualitas air di rawa lebak sangat dipengaruhi oleh sifat internal dan eksternal. Sifat internal yang rnernpengaruhi antara lain: (1) karakteristik hidrologi, (2) sumberdaya hayati (gulma dan tumbuhan air lainnya), dan (3) sifat kimia dan kesuburan tanahnya Genis tanah). Sifat eksternal yang mempengaruhi antara lain: (1) lingkungan fisik di kawasan hulu dan setempat, dan (2) kegiatan manusia dalam pemanfaatan dan pengelolaannya. Salah satu Sistem Polder yang selalu dijadikan eontoh adalah Paler Alabio, di Kabupaten Hulu SungaiUtara, Kalimantan Selatan yang luasnya sekitar 6.000 ha, hanya sayang baru dapat dimanfaatkan sekitar 3.000 ha. Berbagai penelitian dan pengkajian dilakukan yang menyimpulkan bahwapengembangan Polder Alabio perlu penyederhanaan dengan membagi wilayah seluas 6.000 hektar di atas menjadi beberapa mini-polder dengan areal masing-masing 200 sampai 500 ha.Disisi lain, pengelolaan air pada polder perlu melibatkan peranserta kelompok-kelornpoktani dan P3A sehingga lebih optimal.en_US
dc.identifier.isbn978-602-344-150-1
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/6631
dc.publisherIAARD PRESSen_US
dc.subjectSISTEM POLDER UNTUK PENGEMBANGAN PERTANIAN BERKELANJUTAN DI LAHAN RAWA LEBAKen_US
dc.titleSISTEM POLDER UNTUK PENGEMBANGAN PERTANIAN BERKELANJUTAN DI LAHAN RAWA LEBAKen_US
dc.typeArticleen_US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
08. sistem polder untuk pengembangan pertanian berkelanjutan di lahan rawa lebak.pdf
Size:
7.19 MB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
1.71 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description:
Collections