Indeks Kelaparan Indonesia dan Upaya Mengatasinya

dc.contributor.authorMardianto, Sudi
dc.contributor.authorSuryani, Erma
dc.contributor.authorMailena, Lira
dc.date.accessioned2025-03-14T06:31:26Z
dc.date.available2025-03-14T06:31:26Z
dc.date.issued2022-10-10
dc.description.abstractIsu kelaparan tersembunyi saat ini menjadi sorotan banyak pihak, mengingat kelaparan menjadi salah satu indikator ketidakmampuan pemerintah mencukupi kebutuhan pangan masyarakat. Salah satu target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Golas/SDGs) pada tahun 2030 adalah menghilangkan kelaparan, menjaga kecukupan nutrisi, dan memastikan akses pangan oleh semua orang. Bagaimana tingkat keparahan rawan pangan kronis dan malnutrisi di Indonesia di tingkat global ? Berdasarkan data GHI tahun 2021, indeks kelaparan Indonesia berada pada urutan ke-73 dari 116 negara, tergolong moderat (sedang). Ada empat indikator sebagai penentu skor GHI, yaitu (1) proporsi penduduk kurang gizi, (2) prevalensi anak balita kurus/wasting, (3) prevalensi balita stunting, dan (4) tingkat kematian anak balita. Selama periode 2000-2021, perkembangan keempat indikator ini menunjukkan penurunan yang mengindikasikan kondisi ini semakin membaik. Jika dicermati skor masing-masing indikator, prevalensi stunting di Indonesia tergolong serius, sementara tiga indikator lainnya tergolong rendah dan sedang. Upaya untuk mempercepat penurunan angka stunting mendapat perhatian serius dari pemerintah yang tercermin dari terbitnya Perpres No. 72 tahun 2021. Upaya untuk mengejar target angka stunting yang ditargetkan pada angka 14 % pada tahun 2024, komitmen dan kerja sama lintas sektor sangat diperlukan dengan memprioritaskan implementasi program yang mendukung penurunan stunting diarahkan pada daerah-daerah rawan pangan. Peran Kementerian Pertanian dalam mendukung penurunan stunting, yaitu (1) tetap meningkatkan kapasitas produksi pangan oleh Ditjen Teknis,(2) mengimplementasikan beberapa program difokuskan pada daerah rawan pangan, (3) perlu diupayakan memperluas Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L), karena selain dapat memenuhi kebutuhan pangan yang murah dan beragam, juga dapat meningkatkan asupan gizi keluarga, dan (4) upaya pengembangan beras golden rice dan nutrizinc terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan beras bernutrisi.
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/24663
dc.language.isoid
dc.publisherPusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
dc.relation.ispartofseriesPolicy Brief; PB-10/10/2022
dc.titleIndeks Kelaparan Indonesia dan Upaya Mengatasinya
dc.typeArticle
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
PSEKP-PB-10-2022-Indeks-Kelaparan.pdf
Size:
384.23 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
1.77 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: