Pengembangan Tanaman Pangan Berbasis Potensi Sumberdaya Lahan dan Teknologi Inovatif di Pulau Wokam Mendukung Ketahanan Pangan
Loading...
Date
2007
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Abstract
Ketahanan pangan diartikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman dikonsumsi, merata, dan terjangkau. Ketergantungan pangan beras masih cukup tinggi, yaitu sekitar 60% dari total kebutuhan. Oleh karena itu pengembangan pangan tidak hanya terbatas pada satu jenis komoditas seperti padi, tetapi harus dilakukan diversifikasi pangan dengan berbasis pada potensi sumberdaya wilayah dengan mempertimbangkan sosial ekonomi masyarakat setempat. Pemantapan ketahanan pangan akan efektif dimulai dari tingkat rumah tangga. Upaya yang paling tepat adalah pengembangan pangan lokal. Arahan pengembangan tanaman pangan Pulau Wokam berdasarkan kesesuaian lahannya adalah untuk tanaman pangan lahan basah (padi sawah tadah hujan dan sagu) dan lahan kering (padi gogo, jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar dan talas) dengan potensi lahan seluas 77.900 ha, yang tergolong kelas cukup sesuai (S2) dan sesuai marginal (S3). Faktor pembatas atau bahaya yang dijumpai adalah kekeringan dan bahaya banjir, retensi hara yang disebabkan oleh pH tanah agak alkalis dan sebagian mempunyai kandungan bahan organik tanah yang rendah serta media perakaran yang disebabkan oleh solum tanah yang dangkal. Tanaman pangan lahan basah (padi sawah tadah hujan dan sagu) dapat dikembangkan pada SPT 2 (2.200 ha), sedangkan tanaman pangan lahan kering dapat dikembangkan pada SPT 4, 5, 7, 8 dan 9 dengan total luas 75.700 ha. Komoditasnya meliputi padi gogo, jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, dan keladi. Usaha perbaikan berupa pengaturan waktu tanam yang tepat dan pengelolaan air, penggunaan pupuk organik dan anorganik serta pengelolaan tanah sangat diperlukan. Pengembangan pangan lokal dapat dilakukan melalui beberapa langkah stategis, yaitu : (1) Identifikasi dan pemetaan potensi sumberdaya lahan dan pangan lokal; (2) Inventarisasi; (3) Perumusan pola pengembangan; (4) Pemberdayaan masyarakat, (5) Penerapan kemitraan; (6) Program aksi partisipatif, dan (7) Dukungan teknologi inovatif
Description
Keywords
Ketahanan Pangan, Lahan, Lahan kering