ANALISIS CLUSTER DURIAN LOKAL PROVINSI BANTEN
Loading...
Date
2017-10
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Abstract
Koleksi plasma nutfah bertujuan untuk mempelajari lebih lanjut tingkat keragaman yang ada dan untuk konservasi/penyelamatan keragaman genetik. Koleksi plasma nutfah merupakan sumber kekayaan keragaman genetik bagi kegiatan pemuliaan
tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kelompok durian yang berasal dari lokasi yang berbeda dilihat dari pengamatan moroflogi tanamannya. Tahap awal dilakukan Identifikasi dengan maksud mendata sumberdaya genetik lokal durian dan rambutan yang terdapat di Provinsi Banten dan melakukan pencatatan dalam data paspor yang meliputi: lokasi, titik ordinat, nama pemilik, Desa, Kecamatan, Kabupaten dan jumlah pohon induk. Selanjutnya dilakukan identifikasi pohon-pohon induk yang merupakan sumber perbanyakan yang selalanjutnya akan dilakukan karakterisasi dengan memilih jenis pohon/bibit yang mewakili. Berdasarkan hasil karakterisasi tersebut kemudian dilakukan indup data dan dianalisis dengan menggunakan NTSyS cluster analisis. Pengamatan morfologi daun yang dilakukan pada 19 aksesi durian meliputi pengamatan kualitatif (warna daun dan bentuk daun) dan pengamatan kuantitatif (panjang daun, lebar daun dan ratio panjang lebar daun).
Berdasarkan hasil analisis ke-empat grup utama terdiri atas : grup A (Sumul, Wadana, Si Kuning dan Si Kueh Koneng), grup B (Si Lenang, Hauk, Si Emas, Si Jangkung dan si Kueh Hijau), grup C (Si Radio, Si Onder, Si Kandel), dan grup D (Si Bening, Si Roti,
Si Jabrig, Si Emas-1, Si Hawuk, Si Cayut, Si Pedang). Dari hasil pengamatan warna daun, bentuk daun serta ratio panjang lebar daun pada 19 aksesi durian yang diuji menunjukkan adanya perbedaan. Demikian pula yang yang terjadi pada panjang dan
lebar daun, rata-rata panjang dan lebar daun pada setiap sampel yang menghasilkan perbedaan, panjang dan lebar daun terkonsentrasi pada kategori sedang.
Description
Indonesia adalah salah satu negara terkaya di dunia dalam keanekaragaman hayati (mega biodiversity) dengan kandungan potensi sumberdaya genetik yang tidak ternilai harganya. Disamping itu, Indonesia juga memiliki kekayaan budaya lokal yang
salah satunya dapat terlihat dari pemanfaatan sumberdaya genetik dalam kehidupan sehari-hari masyarakat tradisional untuk memenuhi kebutuhan akan pangan, sandang, papan, obat-obatan dan spiritual. Kultivar-kultivar unggul lokal diciptakan secara
konvensional oleh petani secara turun temurun melalui berbagai upaya dan naluri yang dimilikinya dengan memanfaatkan populasi alam (keanekaragaman genetik) untuk mendapatkan karakter-karakter unggul dan beradaptasi baik pada agroekologi setempat. Namun keberadaan kultivar unggul lokal semakin terdesak keberadaannya dan tergantikan oleh kultivar unggul nasional sejalan dengan berkembangnya konsep revoluasi hijau. Dengan adanya anjuran penanaman kultivar unggul nasional, maka kultivar-kultivar lokal tanaman pangan telah tergantikan, terdesak dan menuju ke arah kepunahan. Sehubungan dengan kekhawatiran akan musnahnya variabilitas kultivar yang ditanam petani dan menjadi semakin sempitnya ‘germplasm base’ basis plasma nutfah yang diusahakan oleh petani, maka diperlukan upaya pelestarian dan pemanfaatan kultivar lokal sebagai tetua persilangan dalam program pemuliaan tanaman. Penggunaan varietas ini lebih menekankan pada kentungan jangka pendek
tanpa memperhatikan keberlajutan produksi jangka panjang. Varietas yang bersifat homogen-homozigot yang sangat digembor-gemborkan saat revolusi hijau ini ternyata memberikan dampak yang kurang baik. Salahsatunya adalah semakin terdesaknya kultivar unggul lokal yang merupakan sumber kekayaan plasma nutfah yang kita miliki.
Keywords
kelompok, pengamatan, durian