VIABILITAS BENIH KEDELAI (Glycine max [L.] Merril) VARIETAS DERING-1 PASCASIMPAN 4 BULAN ASAL PEMUPUKAN SUSULAN SAAT MULAI BERBUNGA (R 1 )
Loading...
Date
2017-10
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui viabilitas benih kedelai yang diberi
pupuk NPK majemuk susulan saat mulai berbunga (R
1
) lebih besar daripada tidak diberi
pupuk susulan pascasimpan 4 bulan dan mendapatkan dosis pupuk NPK majemuk
optimum yang diaplikasikan saat mulai berbunga (R
1
) pada viabilitas benih kedelai
pascasimpan 4 bulan. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai dengan Oktober
2015 di Laboratorium Teknologi Benih dan Pemulian Tanaman Fakultas Pertanian
Universitas Lampung. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Kelompok Teracak
Sempurna (RKTS) dengan tiga kelompok. Rancangan perlakuan disusun secara faktor
tunggal terstruktur bertingkat. Faktor dari NPK majemuk susulan terdiri dari lima taraf
dosis pupuk NPK yaitu 0 (d
0
), 25 (d
1
), 50 (d
2
), 75 (d
3
), 100 (d
4
) kg/ha. Homogenitas
ragam perlakuan diuji dengan uji Bartlett, sedangkan kemenambahan data diuji dengan
uji Tukey sebagai asumsi analisis ragam. Asumsi analisis ragam terpenuhi, pengujian
pemisahan nilai tengah perlakuan menggunakan perbandingan ortogonal pada taraf 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK majemuk susulan pada
saat mulai berbunga (R
1
) menghasilkan viabilitas benih lebih besar daripada tanpa
pemupukan susulan berdasarkan persentase kecambah normal, kecepatan
perkecambahan, keserempakan perkecambahan, bobot kering kecambah normal,
panjang tajuk kecambah normal dan panjang akar primer kecambah normal; sedangkan
daya hantar listrik yang rendah. Pemberian pupuk NPK majemuk susulan saat mulai
berbunga (R
1
) menunjukkan respon viabilitas benih mengalami peningkatan yang masih
linier berdasarkan persentase kecambah normal, kecepatan perkecambahan,
keserempakan perkecambahan bobot kering kecambah normal, panjang tajuk kecambah
normal, panjang akar primer kecambah normal, dan daya hantar listrik.
Description
Kedelai (Glycine max [L] Merril) merupakan salah satu jenis kacang-kacangan
yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Kedelai mengandung kadar
protein yang cukup tinggi yaitu sebesar 37%. Pemanfaatan kedelai ditinjau dari aspek
pengusahaan dan penggunaan hasilnya yaitu sebagai bahan baku pangan dan pakan.
Berdasarkan informasi Badan Pusat Statistika (2015) bahwa kebutuhan kedelai saat ini
mencapai 2,54 juta ton per tahun, sedangkan produksi kedelai di Indonesia hanya
mampu mencapai 998.870 ton biji kering per tahun.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi pertanian
tercantum dalam pancausaha tani yaitu dengan penggunaan benih unggul bermutu.
Benih unggul bermutu merupakan penentu batas atas produktivitas suatu usaha tani,
baik usaha tani kecil maupun usaha tani besar. Sri Budiastutik et al. (2010)
mengemukakan bahwa sebesar 60-65% peningkatan produktivitas suatu usaha tani
ditentukan oleh faktor penggunaan benih bermutu.
Keywords
kedelai, viabilitas benih, dosis, pupuk NPK.