PETA POTENSI KAWASAN PETERNAKAN BERBASIS DAYA DUKUNG LOKAL DI JAWA BARAT
Loading...
Date
2017-10
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Abstract
ABSTRAK
Daya dukung lokal, dalam hal ini sumber daya pakan lokal, sangat penting untuk
pengembangan peternakan berbasis kawasan, yang pada akhirnya akan berimplikasi
terhadap keunggulan komparatif maupun kompetitif, terutama dalam menghadapi
kompetisi produk peternakan pasar Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Tujuan dari
studi ini adalah untuk menganalisis fakta dan informasi aktual yang berkaitan dengan
penyebaran dan pengembangan komoditas peternakan yang didasari oleh kondisi agroekosistem
(sumber daya.pakan lokal). Data dan informasi yang dikumpulkan adalah
data-data sekunder yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, Dinas
Peternakan, serta instansi lainnya yang terkait dengan penelitian ini, berupa: data
populasi ternak yang ada pada saat ini dan tingkat pertumbuhannya; luas wilayah
pertanian dan produksinya, terdiri dari: lahan sawah, lahan kering, dan lahan hutan; dan
data sekunder lainnya terkait dengan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: 1) Potensi kawasan peternakan di Jawa Barat adalah sebagai berikut:Ruminasi
besar (sapi potong, sapi perah, dan kerbau)- a) Indeks daya dukung >2, memiliki potensi
pengembangan tertinggi berada pada Kabupaten Indramayu, Kabupaten Garut,
Karawang, Subang, Indramayu dan Majalengka, b) Indeks daya dukung >1, memiliki
potensi yang relatif cukup berada pada Kabupaten Cianjur, Sukabumi dan Cirebon, dan
c)Indeks daya dukung ≤1, wilayah yang sangat kritis untuk pengembangan kawasan
peternakan ruminansia besar berada pada daerah perkotaan dan daerah sub-urban
(Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Bekasi); Ruminansia kecil (domba dan
kambing)- a) Indeks daya dukung >2: Kabupaten Cianjur, Sukabumi, Garut,
Tasikmalaya, Bogor dan Ciamis, b) Indeks daya dukung >1: Kabupaten Bandung,
Kuningan, Majalengka, Sumedang, Indramayu, Subang, Purwakarta, Karawang,
Kabupaten Bekasi, Bandung Barat, dan c) Indeks daya dukung ≤1: Cirebon diikuti oleh
kota-kota yang ada di Jawa Barat; Unggas (ayam ras pedaging, petelur, dan itik)- a)
Indeks daya dukung > 2: Kabupaten Garut, Majalengka, dan Sumedang, b) Indeks daya
dukung >1, yaitu Kabupaten Bandung, Tasikmalaya, Cirebon, Indramayu, Kabupaten
Bekasi dan Bandung Barat, dan c) Indeks daya dukung ≤1, yaitu Kabupaten Karawang;
2) Terkait dengan poin (1) dengan berdasar pada PERDA No. 22 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Peternakan dan Kesehatan Hewan, maka kawasan peternakan yang
ada di Jawa Barat dikategorikan ke dalam 2 (dua) kelompok besar, yaitu: a) Kawasan
khusus/komoditas, kawasan yang relatif homogen yang didominasi dengan satu pakan
ternak. Kawasan peternakan ini diberi nama sesuai dengan nama komoditas ternak
yang dikembangkan; dan b) Kawasan terpadu/terintegratif.
Description
PENDAHULUAN
Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki
letak yang sangat stategis. Hal ini beralasan karena provinsi ini terletak di antara pusat
konsumsi (Jabodetabek) dan pusat produksi (Jawa Tengah). Posisi strastegis ini
tentunya berimplikasi terhadap karakteristik masyarakatnya dalam menjalankan
usahaternak yang ada.Tipologi usahaternak yang ada di provinsi ini sebagian besar telah
mengarah pada komersialisasi usaha, yang mana hal ini lebih nyata terlihat pada
komoditas sapi potong dengan banyaknya usaha penggemukkan yang berkembang pada
wilayah ini.
Secara empirik, tipologi peternakan pada wilayah ini lebih didasari oleh kondisi
agro-ekosistem yang ada. Daya dukung lokal (agro-ekosistem), dalam hal ini sumber
daya pakan lokal, sangat penting untuk pengembangan peternakan berbasis kawasan,
yang pada akhirnya akan berimplikasi terhadap keunggulan komparatif maupun
kompetitif, terutama dalam menghadapi kompetisi produk peternakan pasar Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA). Sebagai contoh, wilayah Keresidenan Cirebon: Indramayu,
Majalengka, dan Kuningan: berkembang usahaternak itik, karena kondisi ekologi dan
limbah tanaman pangan yang relatif banyak mendorong aktivitas peternakan tersebut
terbentuk; wilayah Keresidenan Priangan Timur: Tasikmalaya, dan Ciamis, berkembang
usahaternak ayam broiler; wilayah Lembang dan Pangalengan (Bandung selatan)
merupakan wilayah sentra komoditas sapi perah; dan wilayah-wilayah lainnya dengan
kondisi agro-ekosistem yang ada melahirkan usaha peternakan yang khas (komoditas
ternak disesuaikan).
Keywords
Daya Dukung Lokal, Kawasan, Keunggulan Komparatif dan Kompetitif, Indeks Daya Dukung, Ruminansia Besar, RuminansiaKecil, Unggas