MEWASPADAI SERANGAN PENYAKIT DARAH PADA TANAMAN PISANG DI PRIMA TANI LAHAN PASANG SURUT DESA PETAK BATUAH (DADAHUP A2), KECAMATAN KAPUAS MURUNG, KABUPATEN KAPUAS
Loading...
Date
2007-08
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balittra
Abstract
Pertanaman pisang di desa Prima Tani lahan rawa pasang surut Petak Batuah
umumnya ditanam pad a galangan atau pematang sawah. Varietas pisang yang banyak
ditanam adalah varietas Kepok, pisang Muli dan Ambon. Sebagian besar pertanian adalah
daerah pengembangan pisang baru yang merupakan daerah program pengembangan pisang
oleh pemerintah setempat. Budidaya tanaman pisang yang baik dan sehat hampir tidak
pernah dilakukan oleh petani, mulai dari cara penanaman, mengatur jarak tanam,
pemeliharaan, dan pengelolaan tandan buah pisang, sehingga kualitas buah dan jumlah
produksi yang dihasilkan tidak optimal. Kontribusi pisang terhadap perekonomian
masyarakat setempat menempati urutan kedua setelah padi. Rata-rata hasil penjualan pisang
dapat menambah pendapatan petani Rp. 200.000/bulan, bahkan ada beberapa petani yang
memperoleh keuntungan hingga Rp. 400.000/bulan. Umumnya hasil produksi pisang ini
dijual kepada pedagang pengumpul. Akan tetapi saat ini pendapatan petani dari hasil pisang
menurun dengan drastis karena adanya serangan penyakit layu. Penyakit ini umumnya
menyerang pisang varietas kepok. Gejala penyakit layu yang dijumpai adalah pengeringan
jantung pisang, daging buah berwarna coklat sampai coklat kehitaman, pencoklatan pad a
daging buah disebabkan karena adanya proses pembusukan. Gejala penguningan daun
dijumpai setelah jantung pisang bahkan buah pisang mengering. Pada tangkai tandan pisang
dijumpai garis berwarna coklat muda sampai coklat tua, garis coklat ini juga dijumpai pada
batang semu dan empulur pisang. Dilihat dari gejala yang terdapat pada pisang yang
terserang penyakit dapat disimpulkan bahwa pisang tersebut terserang penyakit layu bakteri
(penyakit darah) yang disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum. Penularan penyakit
dapat terjadi melalui bibit, tanah, air irigasi, alat-alat pertanian dan serangga serta dapat
bertahan paling singkat 1 tahun dalam tanah tanpa kehilangan virulensinya. Upaya
pengendalian yang dapat dilakukan adalah: penggunaan bibit bebas penyakit, budidaya
tanaman sehat, pemanfaatan agen pengendali hayati, pembungkusan tandan buah dan
pemotongan bunga jantan, pengendalian serangga vektor, eradikasi, menghindarkan
pemindahan bahan-bahan tanaman terinfeksi dari daerah endemis ke daerah non endemis,
pengembangan sistem pol a tanam pisang multi varietas, dan melakukan sosialisasi
pengendalian ke semua pihak yang terlibat dalam pengembangan komoditas pisang.
Description
Keywords
PENYAKIT DARAH PISANG PRIMA TANI LAHAN PASANG SURUT DESA PETAK BATUAH (DADAHUP A2), KECAMATAN KAPUAS MURUNG, KABUPATEN KAPUAS