Mekanisasi Pertanian dalam Perspektif Pengembangan Bahan Bakar Nabati di Indonesia
No Thumbnail Available
Date
2015-11-18
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Puslitbang Perkebunan
Abstract
Description
ABSTRAKPerubahan lingkungan strategis yang sangat serius adalah adanya kenaikan harga dan permintaan pangan dan energy yang semakin cepat. Oleh karena itu, terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) menjadi kendala serius dalam pengembangan mekanisasi pertanian ke depan. Pemanfaatan bahan bakar nabati (BBN) menjadi salah satu alternatif penyelesaiannya. Ditinjau dari bentuknya, bahan bakar nabati bisa berbentuk padat, gas atau cair. Seperti halnya BBM, bentuk cair dari BBN adalah yang paling luas dan paling luwes penggunaannya. Lahan yang sesuai dan tersedia untuk tanaman penghasil BBN juga cukup luas, yaitu sekitar 22,4 juta ha, yang terdiri atas 7,1 juta ha untuk tanaman semusim dan 15,3 juta ha untuk tanaman tahunan. Potensi energi biomasa dari pertanian di Indonesia sekitar 360,99 juta GJ yang berasal dari hasil pokoknya (biji,buah dll) dan sekitar 441,1 juta GJ dari residu biomasanya. Teknologi mutakhir pemanfaatan biomasa adalah dengan cara mengubah biomasa menjadi cairan atau bahan bakar cair. Teknologi proses semacam ini disebut juga ”second generation biofuel”, atau proses ”biomass to liquid”. Oleh karena hasilnya dalam bentuk cair, maka penggunaannya akan lebih luwes dan dapat lebih mudah dimanfaatkan untuk alat-alat dan mesin-mesin pertanian. Biomasa juga dapat diubah menjadi biogas menggunakan reaktor digestasi anaerob, di mana bakteri akan mendigestasi biomasa dan menghasilkan biogas. Biogas dapat dimanfaatkan untuk pengoperasian mesin-mesin pengering di pedesaan. Oleh karena mekanisasi pertanian ke depan akan menghadapi kelangkaan energi fosil, maka penelitian dan pengembangan mekanisasi yang dapat memanfaatkan bahan bakar nabati dan biomasa lainnya hendaknya mampu mensinergikan antar keduanya sehingga mampu dioperasionalisasikan di lapangan.Kata kunci : Mekanisasi pertanian, bahan bakar minyak, bahan bakar nabati, energi biomasa, energi fosil ABSTRACTPerspective Agriculture Mechanization in Relation to Bio fuel Development in IndonesiaThe price and demand of energy and food has been increase faster. Potential shortage of fossil fuel became a serious problem in developing agriculture mechanization. Therefore, bio fuel is an alternative way to solve the problem. Bio energy can be produced in solid, gas or liquid form. However, the liquid form is the most easy to be used. Indonesia has around 22.4 million ha of land to grow up bio fuel crops. 7.1 million ha for seasonal crops and 15.3 million ha for annual crops. Potential of energy of biomass from agriculture is around 360.99 million GJ. Biomass can be converted to be liquid bio fuel. This namely technology for second generation bio fuel or biomass to liquid process. Biomass can also be bended to be biogas by using anaerob digestation reactor. Biogas can be used to operate drier machine in villages. To overcome fossil fuel scarcity problem in the future, agriculture mechanization development should be consider bio fuel as an alternative energy source. Research of agriculture mechanization, then should be directed to the machines that can be operated using bio fuel and other biomas energy.Keywords: Agriculture mechanisation, bio fuel, fossil fuel, biomass energy, fossil energy