Strategi Pengembangan Sistem Agribisnis Lada Untuk Meningkatkan Pendapatan Petani
No Thumbnail Available
Date
2015-12-04
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Puslitbang Perkebunan
Abstract
Description
RINGKASANLada merupakan ”rajanya” rempah-rempah di dunia, dan merupakan produk pertama yang diperdagangkan antara Barat dan Timur. Saat ini, lada sangat berperan dalam perekonomian Indonesia sebagai penghasil devisa, penyedia lapangan kerja, bahan baku industri dalam negeri dan konsumsi langsung. Meskipun demikian, usahatani lada yang ada sekarang tidak terkait dengan industri pengolahan, industri hilir, serta industri jasa, keuangan dan pemasaran. Akibatnya agribisnis lada tidak berhasil mendistribusikan nilai tambah, sehingga tidak dapat meningkatkan pendapatan petani. Faktor-faktor yang menyebabkan tidak berkembangnya sistem agribisnis lada di Indonesia antara lain adalah ; (1). Sebagian besar teknologi belum dapat digunakan oleh petani, (2). Tidak tersedianya peralatan yang mudah didapat dan murah, (3). Kurangnya diversifikasi produk lada, (4). Adanya pesaing Indonesia sebagai produsen lada dunia (Brazilia, India, Malaysia, Srilangka, Thailand dan Vietnam), dan (5). Hasil-hasil penelitian berupa komponen dan paket teknologi serta kebijakan sudah banyak dihasilkan, tetapi belum banyak terserap oleh petani. Oleh karena itu, strategi pengembangan sistem agribisnis lada di Indonesia, harus dilakukan melalui ; (1). Program pengendalian hama dan penyakit terpadu, (2). Pengembangan industri alat dan mesin pertanian dengan jaringan distribusinya, (3).Diversivikasi produk melalui pembuatan lada menjadi barang jadi dan setengah jadi, sehingga dapat merubah permintaan menjadi elastis untuk meningkatkan daya serap pasar, (4). Program promosi pasar di pasar dunia baik melalui kantor kedutaan maupun kelembagaan lain, dan (5).Pemberdayaan petani dalam kelembagaan yang sudah ada seperti KUAT (Kelembagaan Usaha Agribisnis Terpadu), Asosiasi Petani Lada Indonesia (APLI), KIMBUN (Kelompok Industri Masyarakat Perkebunan), dan Koperasi Unit Desa (KUD)Kata kunci : Lada (Piper nigrum L.), sistem agribisnis, pendapatan petani, difersifikasi produk ABSTRACTDevelompment Strategy Of Black Pepper Agribusiness System To Increase Farmer’s IncomePepper as “King of Spice” is the first product to be commerced between West and East. Nowadays, black pepper have and important role on the economy of Indonesia as foreign exchange, providing job opportunity, raw material of internal country industry, and direct consumption in the country. Pepper farming that present now, however, is not related with processing industry, downstream industry, as well as monitory service industry and marketing. As the consequences, pepper agribusiness failed to distribute additional value, did not able to increase farmer’s income. Some factors that caused system agribusiness in Indonesia unable to develop i.e. (1). Most of technology can not be adopted by the farmers, (2). Unavailable of cheap equipment, (3). Less pepper product diversification, (4). The existence of competitors in the world pepper market (Brazil, India, Malaysia, Thailand, and Vietnam), and (5). Technology component resulted from experiments, as well as policy can not be adopted by the farmers. The strategy to develop of black pepper agribusiness in Indonesia, therefore, must be conducted through ; (1). Integrated pest and diseases management program,(2). Agricultural equipment industry follows with the distribution network, (3). Product diversification to increase of market absorption capacity, (4). The promotion program of marketing on the world market, through embassy and other institutions, and (5). Making efficient use of farmers in the existing organization such as KUAT, APLI, KIMBUN and KUD. Key words: Black pepper (Piper nigrum L.),agribusiness system, farmer’s income, product diversification