Emisi Gas Rumah Kaca dari Peternakan di Pulau Jawa yang Dihitung dengan Metode Tier-1 IPCC
No Thumbnail Available
Date
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner
Abstract
Description
Gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan dari sektor pertanian khususnya peternakan adalah gas metana (CH4) dan gas nitrous oxide (N2O). Emisi GRK dari setiap ternak berbeda. Profil emisi GRK dari setiap daerah ditentukan oleh populasi ternaknya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk menampilkan gambaran emisi GRK dari setiap jenis ternak di setiap provinsi di Pulau Jawa yang diestimasi dengan menggunakan metode Tier-1 IPCC. Pada metode ini data yang diperlukan adalah populasi ternak dalam satu tahun dan nilai faktor emisi (FE) setiap gas GRK menurut buku panduan IPCC. Data populasi ternak diambil dari buku statistik, sedangkan nilai FE diambil dari buku IPCC. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa total emisi GRK di Pulau Jawa sebesar 30.100,86 CO2-e Gg/tahun. Di Pulau Jawa, sapi potong memberikan emisi GRK tertinggi (11.684,4 GgCO2-e/tahun), sedangkan kuda merupakan penyumbang terendah (104,48 GgCO2-e/tahun). Jawa Timur merupakan provinsi dengan emisi GRK tertinggi di Pulau Jawa (11.181,64 GgCO2-e/tahun) sedangkan DKI Jakarta yang terendah (18,17 GgCO2-e/tahun). Gas CH4 dari enterik yang terbanyak dihasilkan dari sapi potong (6.696,22 GgCO2-e/tahun), diikuti domba (1.621,71 GgCO2-e/tahun) dan kambing (1,119,01 GgCO2-e/tahun). Kesimpulannya bahwa Provinsi Jawa Timur penyumbang emisi GRK yang terbesar yaitu sebanyak 37,15%, diikuti oleh Provinsi Jawa Barat sebesar 30,23% dan Provinsi Jawa Tengah sebanyak 25,18%. Di antara semua jenis ternak, sapi potong merupakan kontributor utama yaitu sebanyak 38,49%, diikuti oleh domba sebesar 26,90%.
Keywords
Emisi; Gas Rumah Kaca; Peternakan; Tier-1; Pulau Jawa