Efektivitas Minyak Atsiri dan Limbah Rimpang Jeringau (Acorus Calamus Linnaeus) terhadap Aktivitas Larvasida Spodoptera Litura Fabricius (Lepidoptera: Noctudae)
No Thumbnail Available
Date
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Kelompok Penyelenggaraan, Kelembagaan dan Ketenagaan Pelatihan - Pusat Pelatihan Pertanian - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian - Kementerian Pertanian
Abstract
Description
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa bioaktif dan toksisitas minyak atsiri danlimbah rimpang jeringau (A. calamus) terhadap aktivitas larvasida Spodoptera litura. Penelitiandilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi minyakatsiri (103, 2x103, 3x103, 4x103, 5x103 ppm), ekstrak etil asetat dan metanol (2x104, 4x104, 6x104,8x104, 105 ppm). Minyak atsiri diperoleh dengan metode distilasi sedangkan ekstrak limbahrimpang diperoleh dengan metode maserasi bertingkat dengan pelarut etil asetat dan metanol secaraberurutan. Larva S. litura instar ketiga digunakan pada penelitian ini dengan metode celup daun.Pengamatan terhadap mortalitas diamati 24 jam setelah aplikasi. Analisis kandungan kimia minyakatsiri dilakukan dengan gas chromatography–mass spectrometry (GC-MS) sedangkan limbahrimpang jeringau (A. calamus) dianalisis kandungan fitokimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwasenyawa bioaktif minyak atsiri A. calamus terdiri dari lima komponen yaitu Methyl isoeugenol;3,9-Decadien-1-Ol,3-Methyl-6-(1-Methylethenyl); 4-Pentyl-1-(4 Propylcyclohexyl) 1 Cyclohexene;ɣ- asaron; dan ß- asaron sebagai komponen utama dengan area relatif 98,08% sedangkan limbahrimpang jeringau (A. calamus) dalam bentuk ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol mengandungflavonoid, alkaloid, dan saponin. Aplikasi minyak atsiri dan limbah rimpang jeringau (A. calamus)dalam bentuk ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol mampu meningkatan mortalitas larvaS. litura sebesar 92,50; 82,50; 92,50% dengan nilai LC50 586,962; 87.064,88;58.688,36 ppmToksisitas minyak atsiri lebih tinggi 148,331 kali dibandingkan toksisitas limbah rimpang jeringau(A. calamus) dalam bentuk ekstrak etil asetat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa bioaktif dan toksisitas minyak atsiri danlimbah rimpang jeringau (A. calamus) terhadap aktivitas larvasida Spodoptera litura. Penelitiandilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi minyakatsiri (103, 2x103, 3x103, 4x103, 5x103 ppm), ekstrak etil asetat dan metanol (2x104, 4x104, 6x104,8x104, 105 ppm). Minyak atsiri diperoleh dengan metode distilasi sedangkan ekstrak limbahrimpang diperoleh dengan metode maserasi bertingkat dengan pelarut etil asetat dan metanol secaraberurutan. Larva S. litura instar ketiga digunakan pada penelitian ini dengan metode celup daun.Pengamatan terhadap mortalitas diamati 24 jam setelah aplikasi. Analisis kandungan kimia minyakatsiri dilakukan dengan gas chromatography–mass spectrometry (GC-MS) sedangkan limbahrimpang jeringau (A. calamus) dianalisis kandungan fitokimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwasenyawa bioaktif minyak atsiri A. calamus terdiri dari lima komponen yaitu Methyl isoeugenol;3,9-Decadien-1-Ol,3-Methyl-6-(1-Methylethenyl); 4-Pentyl-1-(4 Propylcyclohexyl) 1 Cyclohexene;ɣ- asaron; dan ß- asaron sebagai komponen utama dengan area relatif 98,08% sedangkan limbahrimpang jeringau (A. calamus) dalam bentuk ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol mengandungflavonoid, alkaloid, dan saponin. Aplikasi minyak atsiri dan limbah rimpang jeringau (A. calamus)dalam bentuk ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol mampu meningkatan mortalitas larvaS. litura sebesar 92,50; 82,50; 92,50% dengan nilai LC50 586,962; 87.064,88;58.688,36 ppmToksisitas minyak atsiri lebih tinggi 148,331 kali dibandingkan toksisitas limbah rimpang jeringau(A. calamus) dalam bentuk ekstrak etil asetat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa bioaktif dan toksisitas minyak atsiri danlimbah rimpang jeringau (A. calamus) terhadap aktivitas larvasida Spodoptera litura. Penelitiandilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi minyakatsiri (103, 2x103, 3x103, 4x103, 5x103 ppm), ekstrak etil asetat dan metanol (2x104, 4x104, 6x104,8x104, 105 ppm). Minyak atsiri diperoleh dengan metode distilasi sedangkan ekstrak limbahrimpang diperoleh dengan metode maserasi bertingkat dengan pelarut etil asetat dan metanol secaraberurutan. Larva S. litura instar ketiga digunakan pada penelitian ini dengan metode celup daun.Pengamatan terhadap mortalitas diamati 24 jam setelah aplikasi. Analisis kandungan kimia minyakatsiri dilakukan dengan gas chromatography–mass spectrometry (GC-MS) sedangkan limbahrimpang jeringau (A. calamus) dianalisis kandungan fitokimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwasenyawa bioaktif minyak atsiri A. calamus terdiri dari lima komponen yaitu Methyl isoeugenol;3,9-Decadien-1-Ol,3-Methyl-6-(1-Methylethenyl); 4-Pentyl-1-(4 Propylcyclohexyl) 1 Cyclohexene;ɣ- asaron; dan ß- asaron sebagai komponen utama dengan area relatif 98,08% sedangkan limbahrimpang jeringau (A. calamus) dalam bentuk ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol mengandungflavonoid, alkaloid, dan saponin. Aplikasi minyak atsiri dan limbah rimpang jeringau (A. calamus)dalam bentuk ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol mampu meningkatan mortalitas larvaS. litura sebesar 92,50; 82,50; 92,50% dengan nilai LC50 586,962; 87.064,88;58.688,36 ppmToksisitas minyak atsiri lebih tinggi 148,331 kali dibandingkan toksisitas limbah rimpang jeringau(A. calamus) dalam bentuk ekstrak etil asetat.
Keywords
acorus calamus, minyak atsiri, ekstrak limbah, toksisitas, aktivitas larvasida, spodoptera litura