PENCABUTAN SUBSIDI EKSPOR NEGARA MAJU TERHADAP EKONOMI KAPAS INDONESIA

Loading...
Thumbnail Image
Date
2007
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
Abstract
Description
Pertama, saya mengucapkan selamat kepada ketiga pemrasaran yang telah secara baik menyam-paikan makalahnya pada Lokakarya Nasional Ka-pas dan Rami sekarang ini. Ketiga makalah yang disampaikan oleh Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (Prajogo Utomo Hadi), Direktorat Industri Tekstil dan Produk Tekstil (ITPT) (Arryanto Sagala), dan Asosiasi Pertekstil-an Indonesia (API) (Jadin C. Djamaluddin) seakan saling melengkapi dan saling mengisi tentang anti-sipasi permasalahan dan estimasi dampak penca-butan subsidi ekspor negara maju terhadap ekono-mi kapas Indonesia. Peserta Lokakarya Nasional Kapas dan Rami ini rasanya sepakat dengan saya bahwa lingkungan eksternal dan internal ekonomi kapas beserta industri tekstil dan produk tekstil yang ada di Indonesia cukup kompleks. Seluruh stakeholders yang berperan dalam “cluster” ekono-mi kapas perlu melakukan upaya sistematis dan progresif, baik dalam mengambil langkah-langkah yang bersifat antisipatif terhadap perubahan kondi-si eksternal, maupun dalam menyusun strategi ke-bijakan “cluster” yang komprehensif dari hulu, te-ngah, dan hilir, atau dari usaha tani kapas, perda-gangan bahan baku industri TPT sampai pada stra-tegi pemasaran dan diversifikasi produk dari Indus-tri TPT secara ofensif. Ketiga pemrasaran sepakat bahwa pascapen-cabutan subsidi ekspor kapas negara maju, teruta-ma Amerika Serikat (AS), harga kapas dunia diper-kirakan meningkat secara signifikan. Kisaran pe-ningkatan harga kapas dunia berkisar antara 3,1–4,8 persen atau rata-rata 3,95 persen, berdasarkan hasil analisis penelitian Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), yang digunakan oleh Pra-jogo Utomo Hadi untuk melakukan analisis kuan-titatif lanjutan tentang dampak berantai yang dia-lami oleh usaha tani kapas di Indonesia. Secara mekanistis, kenaikan harga kapas dunia akan men-jadi intensif bagi usaha tani kapas di dalam negeri, yang akan meningkatkan produksi kapas domestik sebesar 88,3–13,67 ton, sementara konsumsi dan impor akan menurun, walaupun tidak terlalu signi-fikan. Dari Dirat ITPT, Arryanto Sagala, sangat pe-duli terhadap kenaikan harga kapas yang tinggi ka-rena akan meningkatkan biaya produksi industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Dampak berikut-nya dari keadaan ini adalah industri TPT sendiri akan mengalami daya saing yang juga melemah, walaupun berharap terdapat strategi dan dukungan kebijakan dari instansi terkait atau sebenarnya masterplan pengembangan industri TPT secara ter-padu. Pendapat API juga hampir senada, bahwa pencabutan subsidi ekspor kapas negara maju dan negara produsen kapas lainnya akan meningkatkan fluktuasi harga kapas dunia dan ketidaktentuan su-plai dan stok kapas dunia. Akan tetapi, kenaikan harga kapas dunia tersebut diperkirakan menjadi momentum untuk mengembangkan usaha tani ka-pas dalam negeri, yang juga menjadi peluang in-vestasi dan penciptaan lapangan kerja.
Keywords
Subsidi, ekspor,, negara maju,, ekonomi, kapas, indonesia
Citation