Penanganan Benih Rekalsitran
No Thumbnail Available
Date
2000
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Sekretariat Komisi Nasional Plasma Nutfah
Abstract
Benih merupakan kebutuhan yang mendasar untuk menigkatkan produktivitas beberapa tanaman perkebunan dan buah-buahan. Meskipun perbanyakan tanaman dapat dilakukan secara vegetatif, tetapi masih ada yang memerlukan benih sebagai batang bawah. Kelompok benih rekalsitran pada umumnya cepat mengalami kemunduran mutu fisiologi, sehingga daya simpannya singkat. Hal yang menyebabkan singkatnya daya simpan benih rekalsitran antara lain adalah pengeringan sampai di bawah kadar air kritis dan kerusakan akibat suhu dingin. Di lain pihak, kadar air benih yang tinggi akan menyebabkan tumbuhnya benih selama dalam penyimpanan, dan sangat riskan terhadap infeksi cendawan. Oleh karenanya untuk memperpanjang daya simpan benih rekalsitran perlu diperhatikan beberapa faktor, yaitu penentuan waktu panen, prosesing (ektraksi dan pengeringan), penyimpanan, dan perlakuan benih. Panen dilakukan apabila benih telah mencapai masak fisiologis. Pengeringan dapat dilakukan dengan mengeringanginkan, tetapi jangan sampai melewati kadar air kritis. Penyimpanan pada suhu yang sejuk 15-20C, kelembaban tinggi (>70%), aerasi cukup, pemberian zat penghambat tumbuh maupun fungisida dapat memperpanjang daya simpan benih. Perlakuan benih sebelum tanam, misalnya skarifikasi, fermentasi dalam serbuk batu bara basah, inkubasi dengan suhu 40C dan perendaman dalam air maupun zat pengatur tumbuh akan mempercepat perkecambahan benih. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan viabilitas benih rekalsitran dapat ditingkatkan.
Description
Keywords
Rekalsitran, penanganan, penyimpanan, viabilitas benih.