Ragam bahan pangan tradisional etnis Sumatera Utara: budaya yang sekaligus pelestarian pelestarian plasma nutfah in situ dan ex situ
No Thumbnail Available
Date
2013-12
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
BB Biogen
Abstract
Penelitian ini bertujuan menguraikan berbagai bentuk bahan baku pangan tradisional
baik yang berupa bumbu, sayur, rempah yang hanya dikonsumsi oleh etnis Batak dan Melayu Sumatera Utara. Bahan pangan ini adalah plasma nutfah yang tumbuh endemic di daerah etnis tersebut. Bahan ini belum bernilai ekonomi tinggi karena permintaan yang terbatas oleh etnis tertentu, dan hanya dipasarkan di pasar local. Etnis Batak yang dimaksud dalam tulisan dibatasi hanya pada Batak Toba, Simalungun, Karo, Mandailing dan Melayu. Metodologinya ialah wawancara terstruktur dan melakukan observasi ke lapangan tentang tanaman tersebut. Tanaman tersebut sebagian sudah dipelihara ke daerah lainnya sesuai dengan daerah perantauan etnis tersebut, bagi tanaman-tanaman yang agroklimatnya sesuai. Sehingga hal ini menjadikonservasi eks situ dari tanaman tersebut.Bahan pangan yang spesfik tersebut ialah andaliman Andaliman ada 2 jenis yang halus dan yang kasar (si Horbo). Asam cekala, ada 2 jenis yang kuning dan yang merah. Asam gelugur. Bawang batak olat. Daun Singkut, adalah bahan baku untuk
membungkus panganan tradisional yang bernama cimpa. Antarasa adalah lalapan khas tradisional Batak yang memberikan aroma harum pada mulut. Jeruk Jungga, jenis jeruk yang sangat asam untuk bahan baku pembuatan masakan na niura. Sayur bangun-bangun (Coleus amboinicus) adalah sayuran spesifik ibu-ibu yang baru melahirkan. Selain itu dikenal Raru, bahan ramuan untuk minuman yang dinamakan Tuak. Bahan pangan unik dan khas ialah daun kentut-kentut, yang mengeluarkan aroma tidak sedap tetapi dimasak dalam campuran bubur pedas.
Description
Keywords
Pangan Tradisional, Batak, Plasma Nutfah, Pelestarian.